Bisnis.com, SEMARANG—PT Pertamina (Persero) Wilayah Pemasaran Jawa Tengah – DI Yogyakarta mencatat penurunan penyaluran selama kuartal I-2014 dibanding periode yang sama tahun lalu, baik untuk bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, premium maupun solar.
Roberth MV Dumatubun, External Relation Marketing Operation Regional IV Jateng DIY menyatakan penyaluran yang relatif rendah sudah menjadi tren di awal tahun.
“Biasanya di awal tahun penyalurannya memang rendah, penurunan dari periode yang sama tahun lalu tidak mengganggu kuota dan rencana penyaluran ke depan,” ujarnya, Senin (5/5/2014).
Data kuartal I-2014 MOR Jateng – DIY mencatat realisasi penyaluran BBM bersubsidi 1,799 juta kilo liter (KL) atau 30,33% terhadap kuota BBM bersubsidi yang dialokasikan APBN 2014 di wilayah kedua provinsi.
Menurut Roberth total kuota penyaluran BBM bersubsidi yang dialokasikan untuk wilayah Jateng - DIY sebanyak 5,934 juta KL. Dengan realisasi 1,799 juta KL berarti mengalami penurunan 0,25% dari 1,804 juta KL pada periode yang sama 2013.
“Untuk realisasi premium mencapai 1,176 juta KL atau 29,63% dari kuota penyaluran Premium Pertamina Jateng-DIY sebanyak 3,972 KL di tahun ini,” jelasnya.
Realisasi premium di Jateng-DIY pada kuartal I-2014 itu juga mencatat penurunan 0,19% dari serapan periode yang sama tahun lalu 1,179 KL.
Sementara itu, kuota penyaluran solar bersubsidi di wilayah Jateng - DIY tahun ini 1,962 juta KL, dengan realisasi penyaluran kuartal I-2014 juga mengalami penurunan 0,35% menjadi 622.993 KL dari 625,211 KL pada periode yang sama 2013.
Staf External Relation Pertamina MOR IV Reno Fri Daryanto menambahkan untuk penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi selama 4 bulan pertama tahun ini mencapai 257.442 MT.
“Realisasi penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi mengalami kenaikan 15.758 MT dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebanyak 241.684 MT.”
Mengenai kesiapan stok pekan ini, Pertamina IV menyatakan ketahanan penyediaan BBM Pertamina aman dengan rerata kecukupan untuk 13,5 hari, sedangkan kesiapan stok premium cukup untuk 9 hari dan solar mencukupi kebutuhan 18 hari.
