Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Desain Kemasan Produk UKM Butuh Dukungan Bahan Baku

Pemerintah meningkatkan teknis pengembangan desain kemasan produk terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang sampai saat ini masih terkendala untuk mendapatkan bahan bakunya.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah meningkatkan teknis pengembangan desain kemasan produk terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang sampai saat ini masih terkendala untuk mendapatkan bahan bakunya.

Braman Setyo, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengemukakan umumnya pelaku usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) masih menemui kendala serius karena ketersediaannya masih terpusat di Bandung dan Jakarta.

Ketika UMKM ingin mendapatkan bahan baku terhadap kemasan produk itu, masih terkendala dengan biaya cukup besar. Sebab, mereka harus membeli dengan kapasitas besar, sehingga kerap menjadi kendala tersendiri bagi UMKM.

”Karena itu Kementerian Koperasi dan UKM terus melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknik bagi pengembangan desain serta kemasan produk yang dihasilkan UMKM. Ini kami lakukan dari satu provinsi ke provinsi lain,” paparnya kepada Bisnis, Selasa (29/4/2014).

Secara khusus, katanya, pemerintah memberi perhatian terhadap UMKM yang bergerak bagi produsen makanan dan minuman. Saat ini UMKM di sektor itu merupakan bagian terbesar dari pelaku usaha sektor riil di Indonesia.

Yang menjadi fokus pada Maret 2014 yakni Banten, dan dari total 98.416 UMKM di provinsi tersebut, 60% berstatus sebagai pelaku usaha makanan dan minuman. Dukungan diberikan bagi pelaku usaha di daerah itu, karena daya saing UMKM-nya masih tertinggal dibandingkan dengan provinsi lain.

Pelaku usaha dari Banten masih menghadapi persoalan mendasar dari kemasan produk yang masih rendah. Itu sebabnya produk UMKM dari provinsi  tersebut kerap dijual dalam bentuk curah, atau tanpa kemasan pembungkus secara modern.

Di antara produk makanan yang masih sering dijual dengan curahan, di antaranya produk jagung, emping maupun pisang. Komoditas itu dipasarkan ke luar Banten ke kota-kota besar lainnya di Indonesia.

”Ketiga komoditas itu banyak dipasarkan ke luar Banten yang kemudian di kota tujuan dikemas dengan baik serta dipasarkan ke daerah lain dengan brand milik penerima produk tersebut. Dengan kemasan yang lebih modern, harga jualnya jelas makin tinggi.”

Kondisi semacam ini masih kerap ditemui di beberapa provinsi lain yang kurang aktif memperbaiki kemasan produknya. Guna mengatasi kendala itu, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan sosialisasi terhadap pemanfaatan kemasan yang bisa mendongkrak nilai ekonomis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper