Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah kalangan mengimbau kepada buruh untuk melakukan aksi damai saat hari libur Mayday yang akan digelar pada 1 Mei 2014.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenakertrans Irianto Simbolon berharap buruh dapat memperingati Mayday dengan melakukan aksi damai, seperti bakti sosial dan sebagainya.
“Namun jika ingin tetap menyuarakan tuntutannya dengan mengadakan aksi demonstrasi dengan turun ke jalan, diimbau jangan anarkis,” katanya, Jumat (25/4/2014).
Dalam memperingati Mayday, ujarnya, buruh harus ikut mampu menjaga hubungan industrial yang baik dengan pengusaha, pemerintah, dan warga di sekitar kawasan industri yang tersebar di seluruh kawasan industri.
Imbauan senada diungkap Abdul Sadat, Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN RI.
“Buruh seharusnya memaknai Mayday dengan cara yang lebih positif jika dibandingkan dengan menyuarakan tuntutan dengan turun ke jalan,” katanya.
Serikat buruh di lingkungan pabrik harus mampu menjaga iklim usaha yang kondusif agar perusahaan bisa lebih maju. “Seharusnya, masih lemahnya produktivitas buruh di Tanah Air lah yang harus menjadi refleksi bersama,” ujar Sadat.
Sadat mengimbau kepada seluruh anggotanya untuk tidak ikut melakukan aksi saat pelaksanaan Mayday 2014.
“Seluruh anggota, justru kami imbau untuk ikut meredam gejolak buruh yang berisiko terjadi di lingkungan kerja masing-masing,” tegas Sadat.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita berharap kepada buruh untuk terus melakukan perundingan secara bipartit dengan pengusaha jika mengalami masalah hubungan industrial.
“Tidak perlu melakukan aksi. Apalagi saat Mayday. Nanti takutnya, kepentingan buruh justru diboncengi oknum tidak bertanggungjawab yang belum jelas tujuannya. Jangan sampai, aksi Mayday dengan turun ke jalan justru melemahkan posisi buruh,” tutur Suryadi.