Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBANGUNAN SMELTER: Indosmelt Butuh Listrik 100.000 Watt

PT Indosmelt membutuhkan pasokan daya listrik sebesar 100.000 watt (100 MW) guna memenuhi kebutuhan listrik pabrik pengolahan dan pemurniannya (smelter). Rencananya, indosmelt akan membeli listrik milik PLN.
Batu bara/Bisnis.com
Batu bara/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosmelt membutuhkan pasokan daya listrik sebesar 100.000 watt (100 MW) guna memenuhi kebutuhan listrik pabrik pengolahan dan pemurniannya (smelter). Rencananya, indosmelt akan  membeli listrik milik PLN.

Direktur Utama Indosmelt Natsir Mansyur mengatakan kebutuhan daya 100 MW terhitung kecil jika dihitung dalam skala industri. Meskipun demikian, pihaknya tidak berencana membangun pembangkit sendiri, karena tidak ekonomis.

“Kebutuhan listriknya hanya 100 MW saja, tidak terlalu besar. Karena itu, kami akan beli dari PLN dan tidak membangun pembangkit sendiri karena kurang ekonomis dan terlalu berisiko,” jelasnya, Kamis (24/4/2014).

Natsir optimistis kebutuhan listrik ini tidak akan menjadi kendala, mengingat pasokan listrik yang ada di lokasi pembangunan pabrik, yaitu Sulawesi Selatan masih sangat tinggi. Selain itu, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pihak PLN terkait rencana pembelian ini.

Sebagai catatan, pabrik pengolahan yang didirikan perusahaan Indosmelt ini rencananya akan mengolah konsentrat tembaga dari Freeport. Konsentrat tersebut akan diolah menjadi tembaga cathode yang produksinya diperkirakan mencapai 100.000 ton. Sedangkan 100.000 ton bijih emas akan diolah menjad 30.000 ton emas.

PT Freeport sendiri sudah menyatakan komitmennya untuk memasok kebutuhan konsentrat tembaga dan bijih emas yang dibutuhkan smelter ini. Vice Corporate Communication Freeport Daisy Primayanti mengatakan perusahaan akan tetap pada komitmen untuk memasok kebutuhan konsentrat smelter milik Indosmelt tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper