Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Misi Pembelian Terhadap Ekspor Ditarget 10%

Inisiasi program misi pembelian (reverse trade mission) oleh Kementerian Perdagangan dilaporkan akan resmi dilaksanakan Mei, dengan target kontribusi terhadap total ekspor mencapai 10%.

Bisnis.com, JAKARTA — Inisiasi program misi pembelian (reverse trade mission) oleh Kementerian Perdagangan dilaporkan akan resmi dilaksanakan Mei, dengan target kontribusi terhadap total ekspor mencapai 10%.

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak mengungkapkan bulan depan otoritas perdagangan telah siap mendatangkan sekitar 5-10 buyer yang sudah terkonfirmasi untuk program tersebut.

“Targetnya ada sekitar 100 buyer untuk tahun ini. Sudah banyak yang tertarik, misalnya dari Belanda, Taiwan, dan Amerika Serikat. Mereka akan didatangkan ke daerah-daerah sentra usaha, sesuai interest masing-masing,” ujarnya.

Menurut Nus, produk yang akan ditonjolkan untuk misi pembelian tersebut adalah furnitur dan komoditas ekspor andalan lain seperti alas kaki dan makanan olahan. Daerah tujuan program tersebut mencakup sentra produksi seperti di Yogyakarta dan Cirebon.  

“Kami akan bergerak dengan asosiasi. Diharapkan, kontribusi dari program ini terhadap ekspor akan mencapai sekitar 5%-10%, tapi nanti akan kami evaluasi lagi,” imbuhya.

Meski masih dalam tahap uji coba, program misi pembelian dinilai lebih efisien dan hemat dibandingkan dengan misi dagang. Untuk mendatangkan buyer asing, lanjut Nus, Kemendag hanya perlu mengucurkan biaya senilai maksimal US$3.000/buyer.

Biaya  tersebut dilaporkan mencakup akomodasi untuk hotel dan transportasi selama 5 hari 4 malam di Indonesia, serta biaya lain untuk mengunjungi sentra produksi barang-barang siap ekspor pada tingkat daerah.

Jelang pelaksanaannya pada bulan depan, Kemendag tengah mengintensifkan koordinasi dengan atase perdagangn dan perwakilan dagang RI di luar negeri untuk menyeleksi buyer yang akan didatangkan ke Indonesia.

“Kami targetkan harus [buyer] yang sudah siap bertransaksi. Jangan sampai sudah dibiayai akomodasinya, tapi tidak terjadi transaksi,” imbuhnya. Adapun, buyer ditargetkan 50% dari mitra dagang nontradisional dan 50% dari mitra tradisional.

Sementara itu, anggaran yang dikucurkan untuk menginisiasi program baru tersebut adalah sekitar US$5miliar-US$7 miliar dari total anggaran Ditjen PEN untuk 2014 senilai US$231 miliar.

Total anggaran yang relatif kecil tersebut disebabkan karena biaya untuk membawa buyer asing keliling ke beberapa daerah di Indonesia lebih murah ketimbang membawa produsen ke luar negeri.

Belum lama ini, salah satu sumber Bisnis dari Ditjen PEN mengungkapkan misi pembelian itu merupakan salah satu inisiatif Kemendag untuk mengobati neraca perdagangan yang cidera akibat larangan ekspor mineral.

Apalagi, tahun ini total target ekspor diharuskan mencapai setidaknya 4,1%, dan harus ditekankan dari penjualan lini nonmigas. Untuk itu, pemerintah mencoba inisiasi misi pembelian setelah kontribusi misi dagang dilaporkan tidak memenuhi ekspetasi.

Otoritas perdagang membidik rata-rata pertumbuhan ekspor nonmigas pada level 5,5%-6,5% tahun ini, yang terdiri dari 10 produk utama, 10 produk potensial, dan 5 produk nonmigas lainnya.

Menurut kabar yang diterima Bisnis, target Ditjen PEN dalam misi pembelian adalah 1 buyer dapat menghasilkan transaksi minimal US$1,2 juta. Misi pembelian juga diduga dilakukan setelah program misi dagang terbukti tidak efektif, meski telah menghabiskan banyak dana.

Kendati demikian, Nus mengklaim program misi dagang tidak sepenuhnya gagal. Bahkan, program itu akan terus dilanjutkan bersamaan dengan misi pembelian. “Misi dagang dan pameran akan terus dilakukan bersama-sama. Hasilnya bagus sekali.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper