Bisnis.com, SEMARANG--Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan Kepulauan Riau sebagai provinsi percontohan implementasi marikultur di Indonesia.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Subjakto menuturkan 12,5 juta hektare wilayah laut Indonesia potensial untuk budidaya perikanan. Namun, baru 178.435 ha yang dimanfaatkan.
"Kita mau dorong budidaya perikanan di laut, Kepulauan Riau dipilih untuk jadi percontohan marikultur," kata Slamet dalam Forum Konsolidasi Nasional Budidaya Air Payau dan Laut, Selasa (15/4/2014) malam.
Terpilihnya Kepulauan Riau, lanjutnya, didasarkan pada pertimbangan akses pasar, infrastruktur, sumber benih, dan teknologi.
"Kepri dekat dengan akses pasar ke Singapura dan Pemdanya siap dengan tata wilayah dan zonasi laut yang konsisten, tidak berubah-ubah peruntukkan. Ini penting supaya investasi bisa berkelanjutan," tutur Slamet.
Implementasi marikultur diharapkan dapat menumbuhkan industri perikanan laut dari hulu ke hilir, mulai dari pembenihan, pembesaran, hingga pengolahan.
Slamet mengatakan PT Indofood juga berminat mengembangkan budidaya laut seluas 10.000 ha di Kepri. Selain itu sebuah perusahaan lokal yang menggandeng investor China telah membangun 560 keramba kayu dengan komoditas ikan kerapu, kakap, dan bawal bintang.
Selain Kepri, imbuhnya, Kepulauan Seribu, Nusa Tenggaraa Barat, Nusa Tenggara Timur, Ambon, Papua, Halmahera, dan Natuna potensial untuk menjadi lokasi pengembangan marikultur.
"Ke depan di Natuna itu kita ingin teknologinya lebih tinggi, menggunakan keramba bulat untuk yang off shore di atas 12 mil," kata Slamet.
Tak hanya untuk komoditas perikanan, marikultur juga dapat diimplementasikan untuk komoditas rumput laut.
Di Sumba Timur, misalnya, budidaya rumput laut didukung oleh pembangunan pabrik pengolahan chip dan semi karagenan.
"Hilirisasi rumput laut itu pabriknya harus dekat dengan budidaya, kalau tidak habis di ongkos. KKP dan Kemenperin bantu bangun pabrik dan pengadaan mesin, sekarang dikelola oleh BUMD di Sumba Timur dan cukup maju," pungkas Slamet.
Syamsul Akbar, Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP Kepri, mengatakan dua lokasi akan ditawarkan kepada pemerintah pusat untuk dijadikan percontohan marikultur, yakni Natuna dan Lingga.
Areal laut yang potensial untuk marikultur di Natuna mencapai 26.414 ha, sedangkan Lingga seluas 245.992 ha.
"Dua lokasi ini akan kita tawarkan. Nantinya, marikultur di atas 4-12 mil supaya tidak bersentuhan dengan pinggiran pantai," kata Syamsul, Rabu (16/4).
Berdasarkan data DKP Kepri, setidaknya ada tiga investor yang telah menerjuni bisnis marikultur di Kepri, yakni Indomarine, PT Cahaya Terang Sejati, dan Sure Win Trading Co. LTD.
"Sekarang Pemda sedang melakukan sinkronisasi rencana Perda terkait zonasi untuk memberikan payung hukum bagi investor. Selagi itu berproses, kami mau buat Pergub zonasi tentang kawasan pemanfaatan ekonomi sektor perikanan budidaya," tutur Syamsul.
Pada 2013, imbuhnya, produksi perikanan budidaya laut Kepri mencapai 29.000 ton. Tingginya minat marikultur ini menyebabkan pembudidaya kesulitan mendapatkan benih ikan.
"Saking tingginya kebutuhan, bawal bintang itu bibitnya sekarang inden, seperti beli mobil. Balai Budidaya Laut Batam sekarang bisa produksi 90.000 ekor/siklus, ini akan kita distribusikan," ujarnya.