Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASCA PEMILU 2014: Pasar Menanti Pasangan Capres-Cawapres

Untuk menghindari volatilitas jangka panjang, maka partai-partai besar yang terlibat dalam pemilihan umum (Pemilu) disarankan mengumumkan nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).n

Bisnis.com,JAKARTA - Untuk menghindari volatilitas jangka panjang, maka partai-partai besar yang terlibat dalam pemilihan umum (Pemilu) disarankan mengumumkan nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengharapkan agar pemilihan presiden tidak terjadi hingga 2 putaran. Menurutnya, jika pemilihan terjadi hingga 2 putaran, maka volatilitas akan semakin lama."Agar volatilitas tak semakin liar, maka fundamental harus dijaga," katanya. Terkait IHSG yang sempat anjlok, Lana mengungkapkan hingga Maret 2014 dana asing yang masuk kisaran US$2 miliar sedangkan dana yang masuk ke pasar obligasi mencapai Rp38 triliun. Sehingga banyaknya aliran tersebut sempat membuat harga saham naik, mahal dan kini terkoreksi kembali.Lana menyarankan agar partai-partai segera memunculkan calon presiden dan calon wakil presiden agar memberikan kejelasan pada pelaku pasar.Sementara itu, Bank Indonesia menilai respons negatif pasar dengan melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar terhadap perhitungan cepat pemilihan umum (pemilu), bukan hal yang mengkhawatirkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper