Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia akan memacu ekspor ke tiga kawasan yang mengalami pemulihan ekonomi tahun ini untuk mengompensasi penurunan pengapalan ke China akibat perlambatan ekonomi di negara itu.
Tiga kawasan yang dimaksud adalah Amerika Serikat dan Eropa yang mulai menunjukkan pemulihan setelah krisis finansial, serta Jepang yang menunjukkan geliat permintaan setelah mengalami deflasi berkepanjangan.
“Kita fokus kembali ke bagaimana kembali ke Amerika, Eropa dan Jepang karena itu yang sekarang lagi recovery,” kata Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro seusai rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), Senin (7/4/2014) malam.
China sengaja memperlambat pertumbuhannya di bawah 10% sebagai strategi untuk mempertahankan laju ekonomi stabil dan berkelanjutan.
Pasalnya, jika ekonomi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia itu terus tumbuh di atas 10%, hal itu justru berpotensi menimbulkan overheating. Tahun ini, pemerintah Tirai Bambu mematok pertumbuhan 7,5% setelah tahun lalu melaju 7,7%.
Namun, sejumlah institusi finansial dunia seperti Societe Generale's, Nomura, dan Barclays memproyeksi ekonomi China tumbuh lebih rendah.
Nomura memprediksi ekonomi China melambat menjadi 7,3% pada kuartal I/2014 dan 7,1% pada kuartal selanjutnya. Adapun Barclays memprediksi sekitar 7,3% pada kuartal I/2014 dan 7,2% kuartal berikutnya.
Kendati ekonomi China melambat, ekspor ke negara itu sejauh ini tetap yang terbesar, yakni US$3,4 miliar sepanjang Januari-Februari, diikuti Amerika Serikat US$2,6 miliar dan Jepang US$2,3 miliar.
Bambang menuturkan pasar lain perlu kembali digarap sekalipun China menjamin perlambatan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap perdagangan bilateral dengan sejumlah mitra, termasuk Indonesia.
Dalam sebuah pertemuan dengan Indonesia, China menyampaikan fokus perlambatan hanya pada investasi, sedangkan konsumsi domestik tetap dipacu.
“Konsumsi domestiknya pasti membutuhkan impor. Jadi, dia (China) bilang meskipun ada penurunan impor sedikit, impor China dari negara lain akan tetap tinggi,” kata Bambang.