Bisnis.com, JAKARTA - Dewi Yuliana, seorang ibu rumah tangga asal Kabupaten Sukoharjo, sebuah kabupaten di Selatan Kota Solo, sekarang tinggal dan menetap di Jakarta mengikuti suaminya yang bekerja di Ibu Kota.
Keluarga kecil ini tinggal di sebuah rumah kontrakan mungil di daerah Petukangan Selatan, Jakarta. Rumah tersebut secara umum sebenarnya tidak terlalu kecil untuk ukuran keluarga yang baru memiliki seorang anak kecil berusia sekitar 4 tahun.
Namun, Dewi mendapati kesulitan saat memasak, karena dapur yang ada saat ini tidak seluas dapur rumah di kampung halamannya. Dapur di rumah sekarang luasannya kecil dan membuatnya kurang nyaman.
"Sebenarnya bagaimana mendesain dapur yang tepat, dengan kondisi ruangan terbatas seperti ini," ujarnya, belum lama ini.
Konsultan dari Astudioarchitect, Probo Hindarto mengatakan bahwa fungsi dapur adalah memberikan tempat bagi aktivitas menyiapkan dan menyediakan makanan, akan tetapi saat ini fungsi itu banyak dan beragam, seperti menjadi tempat bersosialisasi atau sekedar mengobrol dengan anggota keluarga lain.
Menurutnya pada masa lalu dapur sering diasosiasikan sebagai tempat yang tidak bersih atau kotor dan harus disembunyikan, karena itu biasanya desainnya di letakkan di bagian belakang rumah.
“Tetapi, saat ini seiring pergeseran fungsi dapur yang semakin beragam, dapur bisa di letakkan di tempat yang terlihat, tidak harus di belakang, tetapi bisa di tengah,” ujarnya.
Terlebih, lanjutnya apabila ruangannya sempit, dapur bisa di letakkan berdekatan atau menyatu dengan ruang makan, dan sedikit berada di dekat atau bahkan menyatu dengan ruang keluarga.
Menurutnya dalam menata dapur harus memperhatikan bagaimana alur kerja atau aktivitas dalam dapur, karena di dapur terdapat berbagai barang atau benda yang harus disimpan di tempat yang tepat sesuai fungsinya, misalnya bagaimana dan di mana sebaiknya meletakkan piring, sendok, garpu, kompor, penyedot asap, dsb.
“Dapur yang baik adalah dapur di mana alur kerjanya, yakni menyimpan, menyiapkan, memasak, menghidangkan, dan membersihkan, ada dalam alur yang enak dilakukan,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya penghuni yang memasak menjadi mudah karena fasilitas atau area kerjanya berurutan dan rapi.
Menurutnya mengatur dapur di tempat terbatas bisa menggunakan penghematan ruang dengan cara seperti menyatukan antara dapur dan ruang makan, mengorganisasikan kabinet-kabinet dalam kelompok yang tepat, dan menyimpan barang-barang agar tidak terkesan berserakan.
Misalnya, lanjutnya tidak perlu memaksakan kompor dengan 5 tungku apabila dirasa 2 tungku sudah cukup, tidak perlu kompor tungku yang besar karena akan bingung meletakkannya, bisa gunakan kompor tanam yaitu kompor yang ditanam dalam kabinet dengan tabung gas yang berada di dalamnya sehingga terkesan lebih bersih dan rapi.
“Dapur yang sehat harus memiliki pembuangan sampah atau limbah yang baik, dan bisa menangani polusi udara dari pembakaran kompor,” ujarnya.
Selain itu, desain ruangan dapur agar diperhatikan mengenai jendelanya agar pada siang hari tanpa penerangan lampu, bisa menerangi dengan baik dan hemat energi.
“Ini bisa dilakukan dengan cara memperhatikan arah datangnya sinar matahari dari jendela. Kadang apabila diperlukan, dapur bisa direnovasi dengan mengubah posisi jendela itu,” ujarnya.
Menurutnya selain venitlasi alami dengan bukaan jendela itu, yang perlu diperhatikan juga ventilasi bagian bawah. Hal ini menyangkut keamanan saat menggunakan kompor gas.
“Dengan sirkulasi udara yang baik di bagian bawah, dapat meminimalisir terjadinya bahaya ledakan apabila ada kebocoran gas,” ujarnya.