Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA TEMBAKAU: Tengkulak Berulah, Petani Jabar Berteriak

Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat mendesak pemerintah memberikan dana talangan untuk pembuatan resi gudang.
Petani tembakau demo
Petani tembakau demo

Bisnis.com, BANDUNG — Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat mendesak pemerintah memberikan dana talangan untuk pembuatan resi gudang.

Pasalnya, selama ini petani tembakau dibenturkan dengan persoalan penyimpanan tembakau pascapanen.

Sekretaris APTI Jabar Afandi Firman mengatakan resi gudang itu berfungsi bila harga tembakau sedang anjlok karena produksi yang banyak sementara permintaan kurang.
 
“Sekarang saja harga tembakau mole kualitas super harganya hanya Rp25.000 per kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan pada 2002 yang mencapai Rp70.000 per kilogram,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/4).

Dengan adanya resi gudang diharapkan mampu memberikan kepastian terhadap perekonomian petani yang selama ini kurang mandapat perhatian dari pemerintah. Di samping itu, resi gudang juga berfungsi untuk menghindari permainan harga yang dilakukan para tengkulak.

Afandi beralasan selama ini para tengkulak secara terang-terangan mengontrol pasar dan menekan harga. Para petani tembakau resah dengan kondisi ini, namun pemerintah tidak mampu membantu kesulitan petani tembakau.
 
“Itu sebabnya tembakau layak untuk dimasukkan ke dalam sistem resi gudang.”

APTI menargetkan kontribusi tembakau dari Jabar untuk nasional pada tahun ini mencapai 17.000 ton, jauh lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya mencapai 8.500 ton.

“Kami menargetkan tembakau ini cukup tinggi, dengan harapan ada resi gudang yang nantinya bisa disimpan sebagai stok yang bisa dikeluarkan sewaktu-waktu bila harga sedang tinggi,” ujar Afandi.

Adapun soal kekhawatiran penandatanganan FCTC, katanya, pemerintah harus memberikan komando kepada petani di Jabar untuk secara perlahan menanam komoditas lain selain tembakau.

Menurutnya, petani tembakau jelas khawatir dengan FCTC karena selama ini pemerintah tidak ada upaya merubah penggantian komoditas.

Bila pemerintah secara perlahan sudah memberi penyuluhan kepada petani soal penggantian komoditas, maka  petani tidak terlalu khawatir karena sudah ada tanaman pengganti.

“Di Thailand saja, mereka tidak setiap tahun memproduksi tembakau. Ada kalanya pemerintah mengomandoi mereka untuk menanam komoditas lain. Namun hal ini kurang diperhatikan di Indonesia,” katanya.

Secara terpisah, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung mengemukakan selama ini pasokan tembakau di wilayahnya disuplai ke Kabupaten Sumedang sebagai basis sertifikasi tembakau nasional untuk produsen rokok.

Kepala Distanbunhut Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan produk tembakau yang diproduksi oleh petani di kawasan itu masih sebatas bahan pencampur rokok jenis rajangan.

“Tembakau di sini selalu disuplai ke Tanjungsari Sumedang untuk disatukan dengan tembakau di sana jadi rokok,” katanya.

Total jumlah petani tembakau di Kabupaten Bandung mencapai 1.607 orang dengan total luas lahan 1.269 hektare. Dengan produksi tembakau per tahun mencapai 1.000 ton per tahun. (

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper