Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Rumah Anda Aman dari Kebakaran? Perhatikan Hal Ini!

Peristiwa kebakaran juga sering terjadi di kota-kota lain, terutama di kawasan hunian padat, seperti Jakarta, dan seringkali menimbulkan korban jiwa maupun harta yang tidak sedikit. Dari kebanyakan kasus dalam pemberitaan, seringkali akibat buruknya instalasi listrik. Mengapa demikian?
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Februari lalu, di Medan, Sumatra Utara, sepasang suami istri, Ridwan Ginting dan Rosmawati, ditemukan tewas setelah sebelumnya terjebak dalam peristiwa kebakaran yang menimpa rumah berlantai dua yang ditempatinya.

Pasutri itu berprofesi sebagai pengawas tinggal di rumah yang memang sebagian dijadikan kos-kosan oleh pemiliknya. Saat peristiwa itu, keduanya sebenarnya sudah berusaha menyelamatkan diri, atau pun sejumlah warga juga berusaha menolong.

Namun gagal, lantaran terkendala pintu besi yang sengaja dipasang pemilik rumah saat pembangunan, sebagai pemisah antara rumah kos dan rumah utama, yang justru menyulitkan proses evakuasi.

Pada saat kebakaran, pintu itu kebetulan berdekatan dengan sumber api, dan ketika hendak dibuka, pintunya sudah panas sekali terkena api, sehingga menyulitkan untuk membuka kuncinya dan akhirnya tidak bisa dibuka.

Hasil penyelidikan sementara pun, memperlihatkan penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik, sebab kebakaran terjadi sesaat setelah listrik menyala.

Peristiwa kebakaran juga sering terjadi di kota-kota lain, terutama di kawasan hunian padat, seperti Jakarta, dan seringkali menimbulkan korban jiwa maupun harta yang tidak sedikit. Dari kebanyakan kasus dalam pemberitaan, seringkali akibat buruknya instalasi listrik. Mengapa demikian?

Arsitek dari US&P Architects, Her Pramtama mengatakan sebenarnya secara arsitektur untuk pembangunan rumah yang dirancang sedemikian rupa guna meminimalisir terjadinya kebakaran tidak ada yang perlu dipertimbangkan secara khusus.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama instalasi kelistrikannya, terlebih seiring dengan penggunaan perangkat elektronik yang semakin meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Setiap rumah seharusnya memiliki shaft atau semacam lorong kecil sebagai tempat mengumpulkan kabel dalam kaitannya sebagai penyiapan space untuk instalasi sistem kelistrikannya. Space ini harus diperhitungkan oleh seorang arsitek," tuturnya.

Selain itu, dari sisi penyelamatan atau akses keluar masuk penghuni rumah. apabila terjadi suatu peristiwa kebakaran, maka setiap kamar, harus memiliki jendela dengan lebar yang cukup untuk digunakan sebagai akses keluar masuk atau evakuasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurutnya,  pada rumah tinggal kuncinya adalah adanya bukaan. Jangan sampai ada ruangan yang tidak ada jendela, dan juga disarankan antar bangunan jangan terlalu menempel, sehingga ada akses untuk udara yang dapat memperlambat rembetan apabila terjadi suatu kebakaran di rumah orang lain serta jalur evakuasi diri sendiri maupun barang-barang lebih mudah.

"Idealnya jarak antara sisi-sisi dinding rumah dengan rumah lain sekitar 1,5 meter," tutur Sukamto, Pelaksana Lapangan Mitraalka, Konsultan Perumahan.

Selain itu, lanjutnya, saat membuat desain rumah, sangat disarankan untuk membuat banyak bukaan. "Selain untuk ventilasi atau sirkulasi udara, ruangan yang didesain memiliki banyak bukaan, dapat mengurangi resiko kebakaran yang diakibatkan oleh ledakan gas," ujarnya.

Sukamto mengatakan selain sedapat mungkin hindari penggunaan material bangunan yang mudah terbakar, juga disarankan melakukan pemeriksaan instalasi kelistrikan secara rutin sebulan sekali.

"Untuk memastikan seluruh peralatan listrik dan komponen pengaman berfungsi dengan baik dan tidak ada kabel yang terkelupas sehingga berpotensi terjadi korsleting," jelasnya.

Menurutnya selama ini banyak rumah warga yang menggunakan kabel kelistrikan di bawah standar, jadi kurang tahan panas.

"Untuk kelistrikan tidak boleh main-main. Ini yang utama. Minimal pakai ukuran 4 alias kabel besar. Selain penghantar listrik yang baik, juga tahan panas ketika menghantarkan aliran listrik dengan voltase besar," tuturnya.

Selain itu, ketika membangun atau merenovasi rumah, sebaiknya juga dibuatkan titik-titik sumber air di sekitar area rumah, misalnya seperti kolam ikan atau tandon air. Hal ini dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan dengan cepat apabila benar-benar terjadi kebakaran.

"Dapat juga mengaplikasikan alat pendeteksi asap (smoke detector), terutama pada area dapur, ataupun area yang memiliki kemungkinan jadi salah satu penyebab atau sumber munculnya api," ujarnya.

Selain itu, lanjut Sukambto, apabila memungkinkan, aplikasikan juga fireproof atau pelapis anti/tahan api pada furnitur. "Penggunaan lapisan ini dapat mencegah api menyebar dengan cepat. Ini sudah diterapkan pada beberapa pusat perbelanjaan besar dan perkantoran di Jakarta," ujarnya.

Di samping itu semua, yang perlu diingat adalah perilaku dari penghuni rumah juga sangat berpengaruh, seperti misalnya tidak menumpuk colokan listrik dalam satu tempat yang sama, tidak merokok sembarang tempat, merawat kompor gas dengan rutin, dll.

Jadi, rumah yang sehat adalah termasuk rumah yang mempedulikan segi keamanan, dan jangan sampai menyesal di kemudian hari. Mari dilihat kembali apakah rumah kita sudah cukup aman dari bahaya kebakaran?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper