Bisnis.com, JAKARTA--Pemilu 2014 Diprediksi Dongkrak 0,2 Persen Pertumbuhan Ekonomi.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pengaruh Pemilu terhadap ekonomi antara lain dapat dilihat jelas pada pertumbuhan sektor riil.
Triliunan rupiah biaya kampanye kandidat membuat aneka usaha seperti sablon kaos; cetak poster dan spanduk; dan sewa tata panggung, tenda, serta kursi menjadi lebih bergairah. Dana kampanye dari para calon anggota legislatif di pusat dan daerah menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi.
“Kampanye akan menambah pertumbuhan ekonomi hingga 0,2 persen,” kata Kepala Pusat Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Lucky Al Firman seperti dilansir laman Kemenkeu, Kamis (27/3/2014).
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada juga mengatakan bahwa Pemilu dapat memberikan pengaruh positif terhadap sektor riil. Para calon wakil rakyat berlomba-lomba memperkenalkan diri atau menawarkan program kerja melalui berbagai media, termasuk iklan di media online dan televisi.
”Itu akan menggerakkan perekonomian,” katanya. Dana kampanye Pemilu juga dapat memberikan multiplier effect pada sektor konsumsi, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi bahkan di atas 0,2%.
Berdasarkan data historis, pelaksanaan Pemilu 2004 dan 2009 telah memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2%-0,3%. Perhitungan tersebut disampaikan oleh Ekonom Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto.
Berdasarkan kondisi tersebut, terbuka kemungkinan bahwa Pemilu 2014 dapat kembali memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dengan asumsi Pemilu berlangsung damai dan lancar, maka pengaruh Pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi bahkan diharapkan tidak hanya akan dirasakan pada tahun pemilu.
”Dengan adanya pemerintahan baru, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa lebih stabil dan cepat,” ungkap Rully.
Ekspektasinya, pemerintahan baru akan memiliki program pembangunan yang dapat dilakukan dengan cepat, sehingga pertumbuhan yang dicapai dapat sesuai target dan berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang.