Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia berpotensi melakukan importasi susu berbagai jenis sebesar 6,3 juta-6,4 juta liter/hari untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional sebanyak 8 juta liter/hari, karena produksi susu dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 1,6 juta-1,7 juta liter/hari.
Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian mencatat, produksi susu sapi perah nasional hanya 981.586 ribu ton pada 2013, belum bertumbuh signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 959.732 ton. Produksi pada 2011 sebesar 974.694 ton bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan 2012..
Dengan komposisi produksi yang hanya sekitar 21,25%, Indonesia secara konsisten mengalami defisit neraca perdagangan untuk sektor ini sekitar US$650 juta-US$700 juta/tahun selama 3 tahun belakangan.
“Pada 2011, sapi perah [dalam negeri] masih sekitar 590.000 ekor, tapi angka terakhir tahun lalu hanya tinggal 470.000 ekor. Ini bikin kami prihatin,” kata Ketua Umum Dewan Persusuan Nasional (DPN) Teguh Boediyana kepada Bisnis.com, Senin (24/3/2014).
Teguh memaparkan, apabila populasi sapi perah tidak digenjot dan dibiarkan terus-menerus, pada 2020 produksi dalam negeri hanya sanggup memasok kurang lebih 10% dari kebutuhan konsumsi nasional, sementara mau tidak mau sisanya akan diimpor dari Australia, AS atau Selandia Baru.