Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan Pelabuhan Bitung (Sulawesi Utara) sebagai hub internasional laut dijanjikan akan memasuki tahap ground breaking pada akhir 2015.
Ketua Timja Pengembangan Sislognas (Sistem logistik nasional) Edy Putra Irawady mengatakan pembangunan pelabuhan dimaksudkan untuk jadi penghubung perniagaan internasional. Menurutnya, Pelabuhan Bitung nantinya menopang perniagaan dan pelayaran di kawasan timur Indonesia.
"Bitung dicanangkan sebagai pelabuhan hub internasional laut di wilayah timur untuk melayani perniagaan transpasifik,dari benua Amerika ke Asia," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (23/3/2014).
Timja Pengembangan Sislognas memasukkan pembangunan pelabuhan sebagai bigwin transportasi yang harus dikerjakan hingga 2015. Dari keberadaannya, pelabuhan internasional itupun akan memicu kesibukkan perniagaan dan pelayaran, ujungnya biaya logistik di kawasan tersebut pun menurun.
Karena itu, alasan utama mengurangi biaya logistik, pelabuhan inipun dilengkapi dengan kawasan terintegrasi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meneken kerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk menyiapkan rancang bangun pelabuhan modern, serta terhubung langsung dengan pusat perekonomian di Sulawesi Utara.
Dari rencana pembangunan, Pelabuhan Bitung diharapkan mampu melayani kegiatan bongkar muat diatas 25 juta teus per tahun. "Sesuai jadwal sudah ground breaking akhir 2015," tambah Edy.
Edy mengatakan selama perjalanan pengembangan rencana pembangunan, pihaknya memastikan adanya komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi. "Apalagi mereka sudah membentuk Sislogda dan bitung community college."
Sementara itu, kehadiran Pelabuhan Bitung itupun tengah dibidik bagi perluasan operasi pelayaran internasional. Maersk Line, salah satu perusahaan pelayaran yang berbasis di Tanjung Pelepas, Malaysia.
Business Development Manager Maersk Line Agustinus Himawan mengatakan saat ini, pihaknya telah merumuskan pengembangan operasi pelayaran hingga ke Pelabuhan Bitung. Maersk Line merupakan pemain utama pelayaran yang mengisi Cikarang Dry Port (CDP), dengan total peti kemas 30% dari kapasitas keseluruhan.
Saat ini, Maersk Line hanya tiga kali dalam sepekan menyandarkan kapal di Tanjung Priok. Mereka membawa barang berupa pakan ternak, barang modal, serta bahan-bahan kimia.
Untuk pengembangan pelayaran ke hub internasional Pelabuhan Bitung, informasi yang didapat Bisnis, Maersk Line akan mengitarinya dalam pelayaran kapal-kapalnya ke arah Papua Nugini. Mereka mengincar pengangkutan hasil perikanan dari Sulawesi Utara.