Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JEJAK MH370: Pilot Dianalisis Alami Disorientasi

JEJAK MH370: Pilot Dianalisis Alami Disorientasi

Bisnis.com, JAKARTA - Koran The Straits Times yang berbasis di Singapura mengungkap analisis seorang mahasiswa Universitas Stanford Amerika Serikat yang 'menguliti' sejumlah sisi kelemahan dari pesawat Boeing 777 sehubungan dengan hilangnya Boeing 777-200ER Malaysia Airlines (MH370).

Pesawat Boeing 777-200 meninggalkan Kuala Lumpur, pada pukul 00.41 waktu Beijing, Sabtu, dan dijadwalkan mendarat di Beijing pada pukul 06.30 pada hari yang sama.Sebanyak 227 penumpang dari 14 negara -  6 diantaranya warga negara Indonesia - termasuk 154 orang China dan 12 anggota awak yang berkebangsaan Malaysia berada di pesawat itu.

Andrew Aude (20), sang mahasiswa yang kuliah di jurusan ilmu komputer itu mengaku belajar rekayasa kedirgantaraan karena ayahnya mengantongi lisensi pilot, sedangkan dia sendiri tumbuh besar di sekitar penerbangan. Saat SMP dia mengaku pernah menghadiri peluncuran perdana Boeing 787 bersama ayahnya.

Dalam posting Tumblr-nya, dia mengutip Pedoman Kelaikan Terbang Boeing 777 dari Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) tahun 2013 yang mengungkap kelemahan Boeing 777.

Menurut pedoman yang dia kutipkan, ada sebuah laporan mengenai "retakan pada kulit badan pesawat terbang tersebut di bawah adaptor antena komunikasi satelit (satcom)".

Dari sini, dia berteori bahwa MH370 mungkin mengalami masalah serupa yang kemudian menciptakan gangguan pada komunikasi berbasis satelit di samping dekompresi - tekanan udara di dalam kabin berkurang secara tiba-tiba - secara perlahan pada pesawat yang membuat penumpang tidak sadar dan para pilot mengalami disorientasi.

 

"Jika dekompresi itu berlangsung cukup pelan, maka mungkin para pilot tidak sadar untuk mengenakan masker oksigen sampai segalanya sudah begitu terlambat," ujarnya.

 

Dia juga mencatat, pesawat Boeing 777 tidak menyebarkan masker oksigen, sampai ketinggian kabin mencapai 13.500 kaki.

Kemudian, penumpang mungkin menjadi tidak sadar akan adanya dekompresi perlahan, apalagi MH370 adalah penerbangan red-eye - berangkat malam hari, tiba pagi hari - sehingga kebanyakan penumpang berusaha tidur dan ini mengaburkan efek kekurangan oksigen.

Fungsi autopilot akan menjamin pesawat tetap berada di jalur dan ketinggiannya, sebelum jatuh ke Laut China Selatan, Laut Jepang atau Samudera Pasifik yang bermil-mil jauhnya dari zona pencarian di Laut China Selatan di mana upaya pencarian difokuskan dalam beberapa hari belakangan.

Premis-premis ini mendorong Andrew Aude menyimpulkan bahwa hilangnya pesawat itu mungkin bukan merupakan dekompresi yang eksplosif atau disintegrasi selama penerbangan.

FAKTOR PENYEBAB

Teori sang mahasiswa ini masuk daftar penjelasan tentang kemungkinan penyebab pesawat hilang yang sebelumnya sudah termasuk kesalahan mesin, meledak di udara, dan sabotase. Tapi teori dekompresi pelan ini tidak didukung oleh bukti konkrit.

Aude menuliskan analisisnya setelah menemukan Pedoman Kelaikan Terbang FAA pada forum-forum PPRUNE.

"Pada forum yang sama saya mendapati fakta betapa beberapa sistem radar Boeing 777 tergantung pada satcom dan GPS. Saya telah mengamati fakta-fakta ini bersama dengan dering ponsel dan gumam pilot, lalu saya mengajukan penjelasan ini".

PPRUNE singkatan dari Professional Pilots Rumour Network (jejaring rumor pilot profesional), yakni website penerbangan bagi para pilot pesawat dan penggemar dunia penerbangan, demikian The Straits Times dalam lamannya. (ant/yus)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper