Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MALAYSIA AIRLINES HILANG: Media China Kecam Penanganan Malaysia yang Lamban

MALAYSIA AIRLINES HILANG: Media China Kecam Penanganan Malaysia yang Lamban
Lokasi Pencarian Pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines/globaltimes.cn/created YUS
Lokasi Pencarian Pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines/globaltimes.cn/created YUS

Bisnis.com, BEIJING - Media pemerintah China mengecam Malaysia dalam penanganan hilangnya pesawat penumpang dan mengharapkan tindakan yang lebih cepat serta memperketat keamanan di bandar udara.

Hampir dua per tiga dari 239 orang penumpang pesawat MH370 itu berasal dari China dan bila kehilangan pesawat itu sudah dikonfirmasi, maka kecelakan ini merupakan bencana udara terburuk ke dua dalam sejarah China.

Penyelidikan dilakukan setelah dari daftar penumpang petugas mendapati ada dua nama orang Eropa yang paspornya dicuri di Thailand dan mereka tidak naik pesawat tersebut.

"Pihak Malaysia tidak bisa melalaikan tanggungjawab ini," harian Global Times yang dekat dengan Partai Komunis China menulis dalam tajuk rencana yang pedas.

"Usaha dari Malaysia kurang cepat. Ada kekurangan di perusahaan penerbangan Malaysia Airlines dan otoritas keamanan," demikian Global Times.

"Jika ini merupakan kerusakan mesin yang mematikan atau kesalahan pilot, maka pihak penerbangan harus bertanggungjawab. Namun jika ini merupakan serangan teroris maka pemeriksaan keamanan di Bandara Kuala Lumpur dan penerbangan patut dipertanyakan."

Harian China Daily menulis tajuk "Terorisme tidak bisa dikesampingkan" dan Malaysia serta masyarakat internasional perlu menjelaskan bagaimana dua penumpang bisa naik pesawat dengan memakai paspor curian milik warga Italia dan Austria.

"Siapa mereka dan mengapa mereka memakai paspor palsu?" surat kabar itu mempertanyakan.

"Kenyataan bahwa ada beberapa orang penumpang yang melakukan perjalanan dengan paspor palsu harus menjadi peringatan ke seluruh dunia bahwa keamanan belum terlalu ketat, khususnya di bandara, karena terorisme terus mencoba menodai peradaban manusia dengan menggunakan darah orang-orang tak bersalah," tambahnya seperti dikutip AFP. (ant/yus)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper