Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Infrastruktur Baru, Segregasi Bandara Soetta Sulit Dilakukan

Pelaksanaan pemisahan opsional atau segregasi landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta diragukan bisa tercapai dalam waktu dekat meski PT Angkasa Pura II selaku pengelola optimistis.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaksanaan pemisahan opsional atau segregasi landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta diragukan bisa tercapai dalam waktu dekat meski PT Angkasa Pura II selaku pengelola optimistis.

“Untuk segregrasi landasan pacu bandara Soekarno-Hatta dalam waktu dekat? Sorry saya harus katakan tidak,” kata Gerry Soejatman, Pengamat Kebandaraan dari Communicavia, Minggu (9/3/2014).

Menurutnya, tanpa ada pembangunan infrastruktur baru, pelaksanaan segregasi tersebut akan sulit dilaksanakan karena infrstruktur berupa taxi way yang ada di bandara tersibuk di tanah air itu tidak mendukung pelaksaan pemisahan runway untuk lepas landas dan mendarat.

Ia mencontohkan Maskapai Lion Air yang biasanya diparkir di Terminal 1, jika ingin lepas landas ke runway sebelah utara yang mengarah ke arah barat, harus melalui jalan yang berliku untuk sampai ke lokasi tersebut.

“Jadi kuncinya harus ada pembangunan insfrastruktur baru berupa pararel taxi way,” jelasnya lebih lanjut.

Meski demikian, menurut dia langkah yang dilakukan PT Angkasa Pura (AP) II dengan meniru Bandara Heathrow di London merupakan hal yang tepat karena ruang udara bandara tersebut memiliki kemiripan dengan Bandara Soekarno-Hatta.

Direktur Utama AP II Tri S. Sunoko menjamin pelaksanaan segregasi landasan pacu di Soekarno-Hatta akan bisa dilakukan akhir Juni mendatang. Ia mengaku sudah memaparkan rencana tersebut di hadapan Wakil Presiden Boediyono.

“Saya jamin [segregras] untuk meningkatkan kapasitas penerbangan dari 64 pesawat menjadi 72 pesawat perjam akan dilakukan Juni mendatang tanpa perlu perlu membangun infrastruktur baru,” ujarnya.

Penambahan infstrtuktur baru berupa taxiway pararel menurutnya akan dilakukan untuk meningkatkan jumlah penerbangan menjadi 86 penerbangan per jam.

Selain itu fasilitas lainnya yang perlu dibangun adalah fasilitas Airport Collaborative Decision Making (ACDM) oleh PT Angkasa Pura II dan Air Traffic Flow Management (ATFM) oleh AirNav.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper