Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) siap menjadi distributor pupuk bersubsidi untuk memenuhi keperluan petani di seluruh Indonesia yang akan didukung jaringan luas dan hampir menyentuh seluruh wilayah nasional.
Wakil Ketua Umum Dekopin Agung Sudjatmoko menjelaskan keinginan organisasinya tampil menjadi penyalur, karena sampai saat ini masih terjadi carut marut pemenuhan kebutuhan pupuk di tingkat petani.
Pupuk bahkan seakan menjadi komoditas langka pada saat musim tanam karena distribusinya jatuh ketangan tengkulak. Akibatnya, petani selalu dalam posisi yang dirugikan. Produk gabah rendah, bahkan harganya juga rendah saat panen.
”Karena petani selalu menderita kerugian, kami ingin mengubah fenomena tersebut, dan Dekopin siap menjadi distributor pupuk bersubsidi untuk petani,” katanya melalui keterangan resminya kepada Bisnis, Selasa (4/3/2014).
Selain siap mendistribusikan pupuk bersubsidi, gerakan koperasi nasional itu juga siap menjadi pelaku utama bisnis petani, yakni menjual hasil hasil pertanian. Niatan itu intinya untuk membantu petani yang terus menderita dan tertekan akibat permainan spekulan atau tengkulak.
Pernyataan Agung Sudjatmoko merupakan tanggapan dari usulan Menteri Pertanian Suswano agar pupuk tidak lagi disubsidi karena berbagai kendala. Misalnya, masih banyak ditemukan penyimpangan dalam penyaluran pupuk ke petani.
Masih ada ditemukan alokasi pupuk ke distributor dan kios yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Stok pupuk bersubsidi juga kerap habis, oleh karena itu Dekopin sangat peduli terhadap persoalan tersebut.
Di sisi lain, petani ditetapkan sebagai salah satu instrumen untuk meningkatkan ketahanan dan swasembada pangan nasional. Namun dari sisi lain keperluan mereka selalu jadi permainan oknum-oknum tidak bertanggungjawab.
”Itu sebabnya Dekopin bersama gerakannya siap mengamankan dan menjadi pelaku utama distribusi pupuk bersubsidi sampai ke petani. Kami jamin tidak terjadi penyimpangan distribusi pupuk kepada yang tidak berhak,” ungkap Agung Sudjatmoko.
Sebelum era 2006, banyak koperasi unit desa (KUD) menjadi distributor pupuk bersubsidi sampai ditangan petani. “Saat ini masih ada sekitar 10% KUD yang organisasinya masih baik dan siap menjadi distributor bagi 6 juta petani dari 30 juta anggota yang membutuhkan pupuk,” katanya.