Bisnis.com,JAKARTA--Para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) pesimistis dengan pertumbuhan bisnis pada tahun ini. Pasalnya, kenaikan tarif dasar listrik (TDL), kenaikan harga LPG 12 kg dan upah buruh sangat memukul keberlangsungan IKM.
Cyprine Dewayani, pemilik IKM produk minuman herbal Intan Kendedes mengatakan saat ini biaya produksi terus naik lantaran kenaikan berbagai harga komoditas.
”Sangat berat untuk bicara pertumbuhan. Dalam 2 bulan ini saja telah terjadi penurunan produksi sekitar 20%,” terang Cyprine kepada Bisnis.com, Selasa (4/3/2014).
Cyprine menginginkan pada tahun ini IKM produk obat herbal yang dikelolanya bisa tumbuh 70%. Target pertumbuhan itu diprediksi untuk menutup penurunan produksi pada tahun lalu akibat kenaikan berbagai komoditas mulai TDL, upah buruh dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
“Belum lagi harga LPG 12 kg naiknya bertahap. [kenaikan] Listrik juga naik. Pemerintah mestinya bisa memahami kondisi pelaku IKM yang sangat terpukul dengan ekonomi sekarang ini,” terangnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gappmi) Franky Sibarani mengatakan mengatakan kapasitas produksi makanan dan minuman (mamin) dalam 2 bulan terakhir merosot 15% dibandingkan bulan sebelumnya menyusul beberapa perusahaan menghentikan proses produksi akibat dampak erupsi Gunung Kelud dan banjir yang melanda Ibu Kota.
“Dampak terberat dialami oleh IKM mamin. Sampai saat ini ada pelaku IKM yang belum bisa beroperasi karena erupsi Gunung Kelud,” ujar Franky.
Pihaknya mengatakan waktu pemulihan yang dibutuhkan pelaku IKM untuk memproduksi mamin sekitar 1 bulan. Belum lagi, katanya, IKM yang peralatan produksinya rusak parah akibat erupsi Gunung Kelud terancam gulung tikar.
Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan pelaku IKM tahun ini dihadapkan beberapa kendala berkaitan dengan membengkaknya biaya produksi 20%-30% akibat kenaikan TDL, penaikan upah buruh dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kendati dihantam beberapa kendala dan hambatan, Euis tetap optimis target pertumbuhan IKM tahun ini karena ditopang oleh sektor industri pakaian jadi khususnya fashion yang meningkat 8% dan IKM sektor makanan yang diprediksi tumbuh 7%.
“Setiap ada kenaikan [upah buruh, TDL dan komoditas lainnya] pasti ada masalah. Namun konsumsi energi bagi IKM tidak sebesar dengan industri besar,” papar Euis.