Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penaikan Produksi Susu Terhambat Tengkulak

Upaya penaikan produksi susu di tingkat peternak anggota koperasi di Kota Batu, Jawa Timur, terhambat ulah tengkulak yang langsung menyasar peternak.
Produksi susu perah petani/Bisnis
Produksi susu perah petani/Bisnis

Bisnis.com, BATU--Upaya penaikan produksi susu di tingkat peternak anggota koperasi di Kota Batu, Jawa Timur, terhambat ulah tengkulak yang langsung menyasar peternak. Akibatnya produksi susu cenderung stabil bahkan berpotensi turun.

Ismail Hasan, Ketua KUD Batu Kota Batu, mengatakan peternak di Batu selama ini menjadi sasaran empuk bagi para tengkulak untuk bergerilya atau berburu susu.

"Harga dasar susu dengan kualitas total solid (TS) 12 dibeli oleh industri pengolahan susu (IPS) Rp4.300 per liter. Kondisi tersebut dimanfaatkan tengkulak untuk memburu susu milik peternak yang kualitasnya di bawah itu," kata Ismail di Batu, Rabu (26/2/2014).

Tak kurang sekitar 3 ton-4 ton susu segar dari peternak berhasil direbut oleh tengkulak. Sehingga susu yang disetor ke KUD Batu per hari rata-rata berkisar 16-17 ton per hari. Jumlah produksi tersebut relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. KUD sendiri berupaya keras untuk meningkat produksi susu di tingkat peternak anggota. Hanya saja sejumlah kendala serius menghadang.

"Salah satunya adalah keberadaan para tengkulak tersebut. Selain itu faktor harga pakan yang cenderung naik juga menjadi faktor penyebab lainnya," jelas dia.

 Ulah para tengkulak tersebut cukup memusingkan. Pasalnya para tengkulak juga beraksi di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kecamatan Kasembon yang juga merupakan sentra penghasil susu di Kabupaten Malang.
 
Kendati diakui produksi susu di wilayah Kecamatan Ngantang misalnya, juga turun dalam beberapa waktu terakhir pascaeruspsi Gunung Kelud. Mengingat wilayah Pujon, Ngantang, dan Kasembon merupakan daerah terdampak Kelud.
 

"Akibatnya KUD Ngantang misalnya pascaerupsi produksinya turun drastis dari sebelumnya 70 ton per hari, di awal-awal erupsi turun hingga tinggal 20%," ujarnya.
 

Hal itu tidak terlepas dari situasi di lapangan dimana peternak harus mengungsi di pos pengungsian dan meninggalkan ternak miliknya. Sehingga praktis kegiatan berproduksi menjadi terhambat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Sofi’I
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper