Bisnis.com, JAKARTA--Peluang pengembangan bisnis kondotel (kodominium-hotel) terbuka untuk kota-kota berkembang dan dan destinasi wisata.
Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menuturkan pilihan pengembangan kondotel bisa dilakukan di daerah wisata atau pusat bisnis.
"Kota berkembang seperti Surabaya, Balikpapan, Medan, dan Makassar, juga sudah menjadi salah satu tujuan pengembangan," katanya, Senin (24/2/2014)
Pasar kondotel menjadi pilihan bagi penyewa untuk jangka waktu yang lebih panjang. Selain itu, dengan luas unit yang lebih besar dari kamar hotel, ini menjadi pilihan yang menarik bagi penyewa dalam jumlah banyak, seperti keluarga.
“Pembangunan kondotel dilakukan jika okupansi perhotelan di kawasan tersebut sudah bagus. Biasanya pengembang baru masuk jika okupansi berkisar antara 70% dan 80%,” tuturnya.
Dedi Setiadi, Presiden Direktur Gapura Kencana Abadi Land, pengembang kondotel di Bogor dan Pondok Indah, menjelaskan perbedaan dari pengembangan hotel dan kondotel terletak dalam skema permodalan.
Permodalan kondotel diperoleh pula dari penjualan unit kamar tersebut kepada konsumen, berbeda dengan hotel. Meskipun begitu, umumnya perusahaan tetap melakukan penahanan pada unit kondotel sebanyak 25%-50%.