Bisnis.com, JAKARTA -- Perum Bulog memastikan erupsi yang terjadi di Gunung Kelud dan Sinabung hingga saat ini belum berdampak terhadap harga beras mengingat masih amannya pasokan beras di dalam negeri hingga untuk 7 bulan ke depan dengan cadangan 1,9 juta ton.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan hingga saat ini belum ada tanda-tanda adanya pengaruh erupsi terhadap produksi beras. Bahkan sepanjang Januari hingga sore kemarin (19/2), pihaknya sudah melakukan pengadaan beras dalam negeri sebesar 14.000 ton.
Minimnya jumlah tersebut mengingat kondisi panen sepanjang Januari hingga awal Februari masih dalam musim paceklik. Baru setelah Februari, akan terjadi peningkatan produksi dengan kondisi panen yang mulai membaik.
“Untuk beras tidak perlu khawatir, karena sampai saat ini masih ada cadangan 1,9 juta ton dan masih bisa bertahan dalam kurun 7 bulan ke depan. Pengadaan dalam negeri pun saat ini masih terus berjalan,” ujarnya dihubungi Bisnis.com, Rabu (19/2/2014).
Bahkan, sambungnya, debu dari erupsi Gunung Kelud ketika terkena hujan justru akan membuat tanaman menjadi lebih segar.
“Dampak yang berat itu kalau lahar dingin menerjang di persawahan, tapi sampai sekarang belum sampai merusak dan produksi masih berjalan,” tuturnya.
Pengaruh yang nyata justru pada saat terjadinya banjir di Jakarta dan Jawa Barat pada Januari lalu. Oleh karena itulah, sambungnya, diperlukan proses rehabilitasi terhadap lahan-lahan pertanian yang terkena banjir sehingga tidak mengganggu proses produksi pertanian.
“Mudah-mudahan produksi pertanian semuanya berjalan lancar sehingga kita tidak perlu impor beras. Tetapi, untuk impor atau tidak itu bukan ditentukan sekarang karena untuk saat ini semua masih aman.”
Terkait pasokan beras yang telah disalurkan bulog untuk korban bencana, hingga saat ini sudah mencapai 3.000 ton, mulai dari bencana di Sinabung, banjir di Jakarta dan Jawa Barat, Manado, serta letusan Gunung Kelud.
Meski demikian, pihak pemerintah masih memiliki ketersediaan pasokan sekitar 350.000 ton cadangan besar yang akan dialokasikan untuk bencana alam serta operasi pasar.
Selain beras, untuk pasokan gula pun menurutnya masih belum ada persoalan yang cukup berarti mengingat masih terjaganya pasokan di lapangan.
Sementara untuk produk hortikultura, memang terjadi gangguan karena sifatnya yang sangat peka bila terkena debu sehingga akan cepat mati dan layu.
Namun, sambungnya, pasokan untuk produk-produk horitukultura tersebutm sebetulnya tidak hanya bersumber di sekitaran Jawa Tengah saja, sebab, masing-masing daerah pun banyak yang menjadi pemasok sayur-sayuran.
Oleh karena itulah, kenaikan harga yang terjadi di pasaran tersebut menurutnya terjadi bukan karena kurangnya pasokan melainkan lebih kepada faktos psikologis adanya kekhawatiran kekurangan bahan pangan.
“Itu hanya sentimen pasar saja, faktor psikologis sehingga menyebabkan terjadinya perubahan harga. Ada kekhawatiran kalau gunung meletus, pasokan beras akan berkurang, sehingga pelaku bisnis pun menaikan harganya.”
Pasokan Beras Masih Aman Untuk 7 Bulan ke Depan
Perum Bulog memastikan erupsi yang terjadi di Gunung Kelud dan Sinabung hingga saat ini belum berdampak terhadap harga beras mengingat masih amannya pasokan beras di dalam negeri hingga untuk 7 bulan ke depan dengan cadangan 1,9 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dewi Andriani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
9 jam yang lalu