Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah perlu waspada terhadap pasokan sayur dan buah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah setelah terjadi letusan Gunung Kelud.
Gangguan pasokan hortikultura dari wilayah yang terkena dampak letusan gunung yang terletak di Kediri Jawa Timur itu dikhawatirkan mengerek harga.
Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso mengatakan produksi hortikultura nasional secara telah terganggu karena Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan basis produksi yang paling utama di pulau terpadat Nusantara ini.
Adapun, gangguan produksi terutama terjadi pada varietas tanaman semusim dan bukan tanaman keras.
“Sudah barang tentu, daerah yang bersangkutan akan mengalami gangguan lebih dari 50%. Cakupannya juga lebih luas ketimbang bencana Merapi tahun lalu atau banjir awal tahun ini,” kata Dwi, Senin (17/2/2014).
Namun, lanjutnya, bercermin dari pengalaman meletusnya Gunung Merapi tahun lalu, zat yang terkandung dalam material erupsi Gunung Kelud sebenarnya tidak terlalu membahayakan tanaman.
“Kandungan Si dan Ca-nya tinggi, sehingga bisa ternetralkan, jadi [seharusnya] tidak ada masalah yang krusial,” paparnya.
Adapun, gangguan terhadap tanaman jagung perlu mendapat perhatian khusus karena sabuk Kelud merupakan sentra produksi tanaman berserabut itu.
Ketua Dewan Hortikultura Indonesia Benny Kusbini, sementara itu, mengingatkan gangguan pasokan hortikultura akibat musibah Kelud yang paling membahayakan adalah dari varietas cabai dan kentang.
“Kelud ini erupsinya sampai ke Yogyakarta dan sebagainya. Selain itu, kita ketahui Kediri itu adalah sentra cabai. Kalau itu terkena erupsi, artinya kita akan kekurangan [suplai] cabai minimal 30%,” jelasnya.