Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menawarkan lokasi pendirian kilang penyulingan minyak di Kalimantan Timur, berdekatan dengan kilang LNG Bontang.
Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan pembangunan kilang berkapasitas produksi 300.000 barel per hari itu bertujuan memastikan kecukupan pasar domestik 2020.
Selama ini, Indonesia mengimpor 30% kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Impor ini diprediksi terus meningkat di tengah ketiadaan penambahan kapasitas pengolahan minyak di dalam negeri.
Rencana penempatan lokasi kilang minyak yang disampaikan dalam forum konsultasi pasar di Hotel Shangri La, Singapura, Selasa (11/2/2014), itu merupakan proyek kerja sama pemerintah-swasta (KPS) yang memungkinkan investor asing dan domestik membangun dan mengoperasikan proyek serta melayani langsung permintaan pasar.
“Peran dan tanggung jawab investor domestik sehubungan dengan proyek tersebut akan diselesaikan dalam beberapa bulan mendatang,” katanya dalam siaran pers Kemenkeu, Kamis (13/2/2014).
Bambang menambahkan proyek bermodal sedikitnya Rp90 triliun itu merupakan salah satu peluang investasi terbesar di Indonesia dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Sebelumnya, pemerintah berharap megaproyek itu bisa terintegrasi dengan industri petrokimia untuk membantu keekonomian proyek. Selama ini, sulit mengharapkan marjin yang besar dengan hanya mengandalkan kilang minyak.
Oleh karena itu, calon investor kerap meminta insentif fiskal yang terlampau besar untuk mengejar marjin. Di sisi lain, pemerintah tidak dapat mengabulkannya karena bertentangan dengan aturan pajak, sehingga rencana investasi pun batal.