Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) merevisi target pemanfaatan sistem radio frequency identification (rfid) menjadi akhir tahun, dari yang sebelumnya ditargetkan selesai pada Juli 2014.
Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, mengatakan pihaknya mengevaluasi kembali target penerapan rfid secara nasional, karena PT Industri Telekomunikasi indonesia (Persero) mengalami kesulitan dalam penerapan sistemnya.
“Kami harus memastikan keandalan sistem itu, makanya kami saat ini fokus di Jakarta. Keandalan sistem ini diperlukan, karena banyaknya transaksi yang harus direkam nantinya,” katanya di Jakarta, Senin (10/2/2014).
Hanung menuturkan hingga kini baru Pertamina yang akan menerapkan sistem monitoring dan pengawasan bahan bakar minyak (SMP BBM) pada seluruh kendaraan bermotor di Indonesia. Hal tersebut juga mengakibatkan banyaknya data yang harus direkam secara real time, dan berpotensi membuat server down.
Muhammad iskandar, Vice President BBM Retail Pertamina, mengatakan saat ini rfid hanya akan dipasang pada kendaraan roda empat atau lebih. Pasalnya, jumlah kendaraan roda empat saat ini lebih sedikit dibandingkan dengan sepeda motor.
“Untuk sementara sepeda motor kami tinggalkan, agar dapat menjamin keandalan sistem rfid itu. Pada saatnya nanti semua kendaraan akan dipasangi alat itu,” ujarnya.
Menurutnya, hingga Maret 2014 pemasangan rfid hanya dilakukan di wilayah Jakarta, dan dilanjutkan dengan pemasangan rfid akan dilakukan di wilayah Kalimantan, Batam, dan Bali.