Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Industri Manufaktur Tumbuh 5,6%

Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang 2013 (year on year) naik 5,6% dibandingkan dengan 2012. Berdasarkan data BPS, kenaikan tersebut disebabkan naiknya produksi industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer naik 11,48%, industri barang logam, bukan mesin dan pelatannya naik 11,37% dan industri makanan naik 10,77%.
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang 2013 (year on year) naik 5,6% dibandingkan dengan 2012.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan tersebut disebabkan naiknya produksi industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer naik 11,48%, industri barang logam, bukan mesin dan pelatannya naik 11,37% dan industri makanan naik 10,77%.

Haris Munandar, Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mengatakan pertumbuhan sektor otomotif cukup tinggi karena permintaan dalam negeri meningkat.

“Apalagi dengan adanya mobil murah low cost green car (LCGC), tentu pertumbuhan makin pesat,” papar Haris kepada Bisnis.com, Senin (3/2/2014).

Dia memprediksi pada tahun ini masyarakat akan membeli mobil LCGC untuk kebutuhan transportasi dengan pertimbangan harga murah dan ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri manufaktur dengan memberikan insentif berupa tax holiday dan tax allowance.

“Dengan insentif itu, kami berharap investasi industri manufaktur terus bertambah,” terangnya.

Haris mengatakan sejak 2010, Kemenperin menerapkan akselerasi industrialisasi, sehingga proses pertumbuhan industri kian cepat. 

Dia menjelaskan sasaran akselerasi industrialisasi yaitu yang menjadi indikator pembangunan industri diantaranya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan sektor industri, porsi produk industri pada ekspor non-migas dan porsi pekerja di sektor industri. 

Menurut dia, kebijakan fiskal untuk mendorong investasi industri di dalam negeri yaitu dengan tax holiday untuk industri pionir, tax allowance untuk industri tertentu di daerah tertentu, sampai Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP).

“Untuk BMDTP, pemerintah menyiapkan anggaran kurang lebih Rp504 miliar,” papar dia.

Sementara itu, pelaku industri makanan dan minuman (mamin) memastikan pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini akan tinggi karena adanya masa kampanye pemilihan presiden dan calon anggota legislatif  di tahun politik.

“Kami menargetkan pertumbuhan industri mamin akan menyentuh angka 6%,” papar Adhi.

Adhi beralasan prediksi transaksi naik 6%  didorong banyaknya nvestasi masuk. Selain itu, daya saing industri mamin juga meningkat dari peringkat 50 ke peringkat 38, meskipun memang masih rendah bila dibandingkan dengan negara Asean lainnya.

“Tahun ini, kami prediksi konsumsi masyarakat bertambah. Apalagi saat kampanye, orang banyak membutuhkan mamin,” terangnya.

Sekretaris Jenderal Gapmmi Franky Sibarani mengatakan pola pertumbuhan industri mamin sudah terbentuk. Biasanya, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan I akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV tahun sebelumnya. Dia mencontohkan, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan I/2013 minus 12% dibandingkan dengan triwulan IV/2012.

“Untuk tahun ini, kami harap tidak akan sedrastis itu, soalnya Februari dan Maret kampanye akan masif ke semua daerah, permintaan makanan dan minuman akan tinggi. Pola kampanye sekarang soalnya akan banyak tatap muka, tidak mungkin permintaan tidak akan naik,” jelas Franky.

Franky menjelaskan, menurut Bank Indonesia, dalam masa kampanye di tahun politik ini, tambahan uang yang beredar di dalam negeri mencapai Rp44 triliun. Adapun sebagian besar atau 50% uang tambahan tersebut akan masuk ke industri makanan dan minuman. “Ya seperti itu nilainya, kami harap pertumbuhannya memang lebih tinggi. Tahun lalu, pertumbuhan kami sekitar 5%,” papar dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper