Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala Daerah Sambut Positif Relokasi Pabrik Sepatu

Rencana relokasi pabrik sepatu dari Jabodetabek ke Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dipersiapkan tahun ini mendapat sambutan positif dari kepala daerah
 Produk Sepatu/Jibi
Produk Sepatu/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana relokasi pabrik sepatu dari Jabodetabek ke Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dipersiapkan tahun ini mendapat sambutan positif dari kepala daerah.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan kepala daerah menyambut baik atas relokasi tersebut. Pasalnya, adanya perusahaan baru di daerah bisa mengurangi angka pengangguran dan menambah pendapatan daerah.

“Contohnya, di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah bupatinya sangat mendukung. Katanya akan memproses dengan cepat adanya pendirian pabrik. Ini kan bukti bahwa kami juga bisa berkembang di daerah,” paparnya kepada Bisnis, Jumat (31/1/2014).

Seperti diketahui, sebanyak 135 perusahaan sepatu yang beroperasi di kawasan industri Tangerang, Banten, Bekasi sedang mempersiapkan untuk relokasi ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Relokasi besar-besaran bagi industri berskala besar, menengah sampai industri kecil ini dilakukan mengingat kenaikan upah minimum regional (UMR) di wilayah Jabodetabek melonjak.

Pelaku industri persepatuan berskala besar tahun lalu telah berpindah ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Lokasi pemindahan pabrik di Jawa Timur berada di Mojokerto, Jombang dan Pasuruan. Sedangkan di Jawa Tengah, pelaku industri membidik Kabupaten Demak, Kendal dan kabupaten/kota lainnya sebagai lokasi investasi dengan UMR yang lebih rendah dibandingkan di area Ibukota.

Eddy melanjutkan pengusaha sepatu sudah bosan dengan kondisi infrastruktur area Jabodetabek. Ancaman banjir tiap musim hujan menjadi penghambat tersendiri bagi pelaku industri untuk berproduksi.

Jika lokasi pabrik tidak terkena banjir, namun akses ke perusahaan terkena dampak banjir. Belum lagi karyawan yang rumahnya terendam banjir memilih untuk tidak masuk kerja.

“Hal ini dapat menggangu proses produksi,” paparnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper