Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Padat Karya Sepi Investasi, Penyerapan Tenaga Kerja Minim

Rendahnya penyerapan tenaga kerja pada 2013 disebabkan oleh minimnya investasi di sektor industri padat karya.

Bisnis.com, JAKARTA- Rendahnya penyerapan tenaga kerja pada 2013 disebabkan oleh minimnya investasi di sektor industri padat karya.

Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini mengatakan penyerapan tenaga kerja terus menurun setiap tahun. Pada 2011, penyerapan tenaga kerja mencapai 225.000 orang setiap pertumbuhan ekonomi 1%.

Pada 2012, penyerapan tenaga kerja hanya sekitar 196.000. Padahal target pemerintah adalah penyerapan tenaga kerja hingga 500.000 pekerja setiap 1% pertumbuhan ekonomi.

Tahun lalu diperkirakan lebih menurun lagi,” kata Hendri dalam acara Diskusi Pakar Bisnis Indonesia- Kagama DKI Jakarta tentang Reorientasi Politik Pembangunan dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan terus menurunya penyerapan tenaga kerja disebabkan sedikitnya investasi sektor industri padat karya yang masuk ke Indonesia.

Sebagian besar investor takut masuk ke Indonesia lantaran banyaknya hambatan yang diadapi, mulai dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL), upah minimum regional (UMR), harga gas industri, dan sebagainya.

“Yang banyak masuk itu industri padat modal, seperti perusahaan jasa industri, sedangkan yang butuh tenaga kerja banyak tidak ada,” kata Sofjan ketika dihubungi Bisnis.

Menurutnya, sudah sekitar 10 tahun terakhir sektor industri padat karya sepi investasi. Hal ini membuat otomatisasi menjadi pilihan.

Dengan begini, sulit bersaing pastinya. Bukan hanya sulit masuk investasi, perusahaan yang ada banyak yang pergi, tidak mau bertahan lagi.”

Sebanyak 135 perusahaan sepatu yang beroperasi di kawasan industri Tangerang, Banten, dan Bekasi tahun ini sedang mempersiapkan diri untuk relokasi ke Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Relokasi besar-besaran di industri berskala besar, menengah sampai industri kecil ini dilakukan menyusul kenaikan upah minimum regional (UMR) di Jabodetabek.

Bukan hanya industri sepatu, pada 2013 sekitar 60 perusahaan tekstil dan produk tekstil di Jabodetabek yang relokasi ke Jawa Tengah, khususnya sekitar Kabupaten Semarang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper