Bisnis.com, JAKARTA – Kematian 700 Ton Ikan di Waduk Cirata dan Saguling, Jabar, di antaranya karena serangan virus KHV (koi herves virus), yakni penyakit khas ikan mas yang menyerang insang hingga hancur. Virus ini pernah menyerang pada 2007.
Adiyoto, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat, mengatakan pemberian vaksin bukanlah solusi bagi jaring terapung seperti di waduk Cirata dan Saguling. Pasalnya, luas perairan yang sangat besar juga kondisi air yang mengalir akan membuat vaksin hanyut terbawa arus, sehingga pemberian vaksin akan sia-sia.
Untuk menanggulangi virus dan bakteri tersebut, maka ikan yang terdeteksi diserang harus dibuang ke darat, untuk mencegah penularan terhadap ikan lain.
"Tapi kebanyakan pembudidaya tidak disiplin, mereka hanya membuang ikan yang terserang ke luar jaring. Padahal seharusnya dibuang ke darat. Jika dibuang ke luar jaring penyakitnya masih bisa menular," imbuhnya, Senin (27/1/2014).
Untuk langkah penanggulangan, pihaknya akan melakukan penyuluhan di lapangan dengan bekerjasama dengan berbagai kelompok petani seperti kelompok masyarakat pengawas.
Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar, maka petani disarankan untuk memanen ikan yang masih hidup lebih cepat.
Selain itu, petani juga disarankan untuk mengurangi padat tebar. Biasanya, untuk satu jaring tambak, petani menebar 50 kilogram benih, dalam menghadapi cuaca ekstrim seperti sekarang petani disarankan menguranginya, pemberian pakan juga disarankan untuk dikurangi.