Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Nih Penyebab Matinya 700 Ton Ikan di 2 Waduk

Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Waduk Cirata (Aspindac) menilai matinya ikan-ikan tambak milik warga di tiga Kabupaten (Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur) disebabkan racun yang dibawa arus balik dari dasar waduk.
Petani setempat pun dibuat cemas dengan kemunculan virus ikan yang biasa hadir setelah cuaca buruk. /bisnis.com
Petani setempat pun dibuat cemas dengan kemunculan virus ikan yang biasa hadir setelah cuaca buruk. /bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Waduk Cirata (Aspindac) menilai matinya ikan-ikan tambak milik warga di tiga Kabupaten (Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur) disebabkan racun yang dibawa arus balik dari dasar waduk.

Ketua Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Waduk Cirata (Aspindac) Sundaya mengatakan arus balik tersebut diakibatkan oleh tidak adanya sinar matahari karena cuaca terus-menerus hujan. Hal tersebut menyebabkan air dari dasar waduk naik ke permukaan dengan membawa endapan yang terdiri dari lumpur dan sisa-sisa pakan ikan yang mengendap di dasar waduk.

Kuatnya racun yang terkandung dalam endapan lumpur dan sisa pakan ikan dari dasar waduk tersebut membuat ikan-ikan mati keracunan. "Ikan nila saja pada mati, padahal nila itu ikan yang cukup kuat. Apalagi ikan mas," ujarnya, Senin (27/2014)

Dampak lain dari tidak adanya sinar matahari yang tertutup awan membuat kandungan oksigen dalam air menjadi berkurang, hal tersebut juga menyebabkan ikan tidak bisa bernafas yang akhirnya lemas kemudian mati.

Petani setempat pun dibuat cemas dengan kemunculan virus ikan yang biasa hadir setelah cuaca buruk. Akibat virus tersebut, dampak kematian pada ikan tidak kalah hebat dengan yang ditimbulkan oleh cuaca buruk.

Adiyoto, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat, mengatakan sependapat penyebab matinya ikan di dua waduk tersebut akibat cuaca ekstrim yang terjadi dalam 2 pekan terakhir ini.

Tidak adanya sinar matahari yang mengikat oksigen, menjadikan kandungan oksigen air menjadi menurun drastis. "Suhu turun bahkan sampai 20 derajat. Oksigen terlarut dikedalaman 1 m hanya 0,1 ppm. Padahal syarat hidup sehat bagi ikan, oksigen yang terlarut minimal 3ppm," katanya.

Terkait virus yang menyerang, Chandra mengatakan kejadian serupa pernah terjadi pada 2007, di mana virus KHV (koi herves virus) yang merupakan penyakit khas ikan mas menyerang. Virus tersebut menyerang insang ikan yang mengakibatkan insang hancur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedi Ardia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper