Bisnis.com, BANDUNG - PT Philips Indonesia optimistis penjualan lampu light emitting diode (LED) akan meningkat seiring pertumbuhan konstruksi di Indonesia yang mencapai 12%.
Ryan Tirta Yudhistira, Director of Marketing Management Philips Lighting Consumer PT Philips Indonesia, mengatakan pertumbuhan penjualan lampu hemat energi asal pabrikan Belanda ini setiap tahun meningkat.
Pada 2017, pihaknya memprediksikan penjualan lampu LED akan setara dengan penjualan lampu konvensional. Sayang, dia enggan menjelaskan data secara detil.
“Konsumsi lampu LED saat ini memang tidak lebih dari 20% saja dari total 450 juta titik lampu secara nasional. Tetapi pada 2017, kami yakin pasar LED dibandingkan dengan lampu lainnya akan sama,” katanya pada jumpa pers Kota Terang Philips LED 2014 di Bandung, Sabtu (25/1/2014).
Dia menjelaskan, kendati pada tahun ini tingkat konsumsi listrik nasional akan mengalami perlambatan akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk industri golongan I3 dan I4, pihaknya tetap yakin pasar lampu LED masih bisa tumbuh.
Menurutnya, Philips Indonesia telah memiliki treatment sendiri berupa penggratisan pembelian lampu LED bagi kalangan industri. Hal tersebut dilakukan guna menjaga pertumbuhan penjualan terutama bagi kalangan industri.
“Justru bagi pasar industri akan sangat menguntungkan karena kami gratiskan. Tetapi setelah pihak industri menggunakan lampu kami, mereka harus mencicil harga lampu itu dengan uang selisih hasil penghematannya sampai harganya lunas,” ujarnya.
Data Kementerian Perindustrian pada 2012 menyebutkan, Indonesia masih mengimpor 250 juta unit lampu hemat energi (LHE) dari total kebutuhan LHE yang mencapai 320 juta unit.
Penghematan energi di masyarakat masih menjadi persoalan terkait krisis energi yang terjadi Indonesia. Industri sendiri menghabiskan sekitar 40% kebutuhan energi untuk kepentingan penerangan. Padahal apabila dapat ditekan tentu akan sangat meningkatkan daya saing.