Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe (KLBF) Bakal Produksi Obat Kanker 55 Juta Unit Tahun Ini

PT Kalbe Farma Tbk. (Kalbe) menargetkan kapasitas produksi obat kanker tahun ini 55 juta unit per tahun. Target itu diketahui setelah pabrik obat kanker (onkologi) diresmikan di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (23/1/2014).
Kalbe Farma/Bisnis.com
Kalbe Farma/Bisnis.com

Bisnis,com, JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk. (Kalbe) menargetkan kapasitas produksi obat kanker tahun ini 55 juta unit per tahun. Target itu diketahui setelah pabrik obat kanker (onkologi) diresmikan di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (23/1/2014).

Pembangunan pabrik ini telah dimulai sejak 2011 lalu dengan nilai investasi Rp200 miliar. Selama ini Kalbe Farma telah memasok 19 obat kanker dan nutrisi untuk pasien kanker.

Namun, obat-obatan itu bukan hasil produksi sendiri, melainkan diimpor dari Korea, Jepang, China, Argentina, dan Finlandia. Ketergantungan impor obat,  karena di Indonesia belum ada teknologinya dan juga ketiadaan bahan baku.

Presiden Direktur Kalbe Irawati Setiady mengatakan kapasitas produksi obat kanker tahun ini akan dimaksimalkan.

Selama ini, pasar obat onkologi di Indonesia mencapai 34%, lanjutnya, dengan adanya pabrik obat kanker di dalam negeri bisa menguasai pasar lebih dari 40%.

“Dengan memproduksi sendiri obat-obatan kanker, tentunya harga obat akan lebih murah sekitar 30%-40% dibandingkan obat impor,” papar Irawati saat peresmian pabrik obat kanker, Kamis.

Pihaknya mengatakan proses produksi obat kanker dilakukan bertahap. Tahun depan, ujar Irawati, targetnya seluruh obat kanker sudah bisa diproduksi dan ada penambahan jumlah produk obat generik.

“Kami belum pikirkan investasi tahun depan serta penambahan kapasitas produksi obat kanker. Kami fokus tahun ini dulu,” paparnya.

Selain memenuhi kebutuhan obat kanker di dalam negeri, Irawati optimis bahwa tahun ini Kalbe menargetkan bisa mengekspor obat kanker ke Vietnam.

Selama ini, katanya, kebutuhan obat kanker masih bergantung pada sejumlah negara seperti dari India dan China. Dalam penyediaan obat kanker, sambung Irawati, akan dilakukan bertahap. Selain itu, ke depan ditargetkan kebutuhan impor obat dapat berkurang.

“Kalau langsung setop impor belum ada stok obat malah jadi kekurangan. Mana yang bisa diproduksi dalam negeri tentu enggak perlu impor lagi. Tadi ada teman-teman dari Korea yang menjadi ahli teknologi untuk menangani produksi,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper