Bisnis.com, JAKARTA - Program penghiliran industri kakao akan menjadi patokan bagi program penghiliran industri lainnya, terutama minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan karet.
Program penghiliran kakao dinilai paling berhasil di antara program penghiliran industri agro lainnya.
Direktur Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Faiz Achmad mengatakan keberhasilan program penghiliran industri kakao dinilai sudah mencapai 100%.
Selanjutnya, keberhasilan program penghiliran kakao akan diikuti pada industri agro lainnya, terutama yang masih agak sulit dilakukan.
“Berikutnya CPO dan karet. Kemudian, rumput laut dan hasil laut berikut perikanannya,” kata Faiz di Jakarta, Jumat (17/1/2014).
Menurutnya, pemerintah pernah menyatakan akan mempunyai tiga komoditas yang akan menjadi prioritas dalam program penghiliran industri agro, yakni kakao, CPO dan karet.
Namun, kata Faiz, hingga kini pemerintah masih mengkaji kembali industri agro apa yang akan menjadi prioritas, setelah industri kakao. “Penghiliran kakao akan jadi patokan.”
Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengatakan Indonesia sudah menjadi negara terbesar ketiga di dunia sebagai produsen bijih kakao dan industri kakao setengah jadi.
Sebelum 2010, kata Zulhefi, Indonesia lebih banyak melakukan ekspor bijih kakao. Namun, setelah diberlakukannya pajak ekspor bijih kakao terkait program penghiliran, industri setengah jadi meningkat dengan pesat.
Bila sebelum 2010 hanya sekitar 125.000 ton/tahun bijih kakao yang diolah, pada 2013 angka tersebut melonjak mencapai 350.000 ton/tahun. Adapun tahun ini diperkirakan bisa mencapai 400.000 ton/tahun.