Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah batalkan rencana menaikkan plafon kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku usaha skala mikro dari Rp20 juta menjadi Rp30 juta.
Menteri KUKM Syarief Hasan mengatakan keputusan itu dilakukan setelah pemerintah melakukan evaluasi terhadap rencana tersebut.
“Setelah dievaluasi, [diputuskan] plafon tetap. Kami melihat yang penting penyerapannya yang ditingkatkan karena permintaan untuk KUR ini semakin besar,” katanya di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Namun, lanjutnya, saat ini debitur lebih fleksibel untuk mengajukan permohonan KUR. Debitur, ujarnya, dapat mengajukan KUR untuk keperluan modal kerja dan untuk keperluan investasi sekaligus.
“Tadinya debitur hanya bisa ajukan KUR untuk modal kerja saja. Sekarang bisa dua-duanya, kredit modal kerja sekaligus kredit investasi,” katanya.
Pada tahun ini, ujar Syarief, pemerintah menargetkan menyalurkan KUR senilai Rp38 triliun, naik sekitar 5% dari target tahun lalu sebesar Rp36 triliun.
Syarif mengaku optimistis target pemerintah untuk mencapai 2% persen jumlah wirausahawan atau hampir lima juta wirausahawan di Indonesia pada akhir 2014 dapat tercapai.
“Jumlah wirausahawan kita [Indonesia] sekarang sudah 1,65% dari jumlah penduduk. Saya optimis angka 2% pada akhir tahun bisa dicapai,” katanya.
Syarief menuturkan peningkatan akses wirausahawan, khususnya wirausahawan perempuan, terhadap permodalan merupakan salah satu hasil pertemuan APEC bidang UKM.
Setiap tahun, ujarnya, akses wirausahawan terhadap sektor keuangan semakin meningkat, tidak saja melalui program KUR melainkan juga melalui program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, dana bergulir, bantuan sosial, dan KUBE.
“Makin meningkatnya pembiayaan dan akses pemasaran tersebut mendorong meningkatnya pendapatan per kapita rakyat Indonesia yang saat ini mencapai lebih dari US$4.000/ tahun,” katanya.