Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi Elpiji 2014 Berpotensi Membengkak

Subsidi bahan bakar gas cair (liquified petroleum gas/LPG) dalam APBN 2014 berpotensi membengkak akibat tidak terkendalinya harga eceran elpiji 12 kg terutama harga di tingkat konsumen.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA—Subsidi bahan bakar gas cair (liquified petroleum gas/LPG) dalam APBN 2014 berpotensi membengkak akibat tidak terkendalinya harga eceran ukuran 12 kg,  terutama  di tingkat konsumen.
 
“Saya dari dulu bilang kalau Pertamina mau naikkan elpiji 12 kg, harus dipastikan tidak ada migrasi besar-besaran konsumen ke LPG 3 kg, karena itu hanya akan menambah subsidi ujung-ujungnya,” ujar Wamenkeu Bambang Brodjonegoro, Jumat (3/1/2014).
 
Dia menilai PT Pertamina belum menunjukkan ketegasannya dalam menetapkan harga 12 kg. Menurutnya, pengendalian harga elpiji tidak cukup hanya pada tingkat distributor, tetapi harus juga sampai batasan maksimal di harga konsumen.
 
Harga konsumen yang dipatok tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan oleh Pertamina. Kendati demikian, harga maksimal yang ditentukan juga harus memasukkan biaya distribusi dan lainnya, sehingga tidak terlalu menggerus keuntungan dari agen distributor.
 
“Pertamina harus tegas kalau ada agen yang bermain-main, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini, harus dikasih peringatan. Kalau perlu dicabut saja izin agennya karena seharusnya kenaikannya tidak sampai seperti yang dibicarakan,” tuturnya.
 
Berdasarkan pantauan Bisnis sebelumnya, harga jual elpiji 12 kg berada di kisaran Rp125.000 per tabung. Padahal, Pertamina memproyeksikan kenaikan harga elpiji yang berlaku mulai 1 Januari 2014, hanya berkisar Rp117.708 per tabung,.
 
Bambang mengaku telah meminta kepada Pertamina untuk melakukan distribusi tertutup dalam penyaluran LPG 3 kg. Hal itu, lanjutnya, perlu dilakukan guna menjaga subsidi LPG tetap sesuai dengan APBN 2014 sebesar Rp36,77 triliun, atau setara dengan 4,78 juta kg.
 
“Jadi kalau kamu dateng ke suatu tempat beli 3 kg harus buktiin nama kamu itu ada dalam daftar pembeli 3 kg. Kalau nggak bakal terjadi migrasi yang ujungnya adalah subsidi. Ingat subsidi sudah di atas Rp30 triliun. Kami nggak mau naik lagi,” katanya.
 
Sekedar informasi, dalam APBN-Perubahan 2012, subsidi elpiji tabung 3 kg tercatat Rp29,126 triliun, dengan volume 3,60 juta kg. Sementara, subsidi elpiji tabung 3 kg APBNP 2013 naik menjadi Rp31,52 triliun, dengan volume 4,39 juta kg.
 
Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan perlu adanya antisipasi kemungkinan migrasi konsumen elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg. Dia juga mengaku Kemenkeu sudah melakukan pertemuan dengan Pertamina untuk memitigasi kemungkinan itu.
 
“Kalau migrasi belum tentu bisa nambah subsidi. Nanti kami lihat, apalagi langkah yang harus dilakukan. Namun menurut saya kemungkinannya dua, apakah distribusinya diperbaiki atau lainnya,” tuturnya.
 
 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper