Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM Naikkan Proyeksi Investasi 2014 Jadi Rp470 triliun

Meski masih ada kekhawatiran dari regulasi dan infrastruktur, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) justru menaikkan proyeksi realisasi investasi 2014 menjadi Rp470 triliun, dari proyeksi sebelumnya Rp450 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA—Meski masih ada kekhawatiran dari regulasi dan infrastruktur, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) justru menaikkan proyeksi realisasi investasi 2014 menjadi Rp470 triliun, dari proyeksi sebelumnya Rp450 triliun.

Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan minat investasi dari asing masih cukup tinggi, meskipun ada kekhawatiran dari sisi regulasi, pengembangan infrastruktur hingga hubungan industri yang belum menunjukkan perbaikan yang riil di mata investor asing.

“Saya kira realisasi investasi tahun depan bisa sampai Rp470 triliun. Tapi, untuk sesuai target rancangan jangka panjang menengah [RPJM] sebesar Rp506 triliun, saya butuh sedikit tambahan confidence dari data yang ada,” katanya, Senin (16/12/2013).

Dia mengaku kenaikan proyeksi tersebut didorong dari upaya BKPM dalam mempercepat realisasi proses persetujuan investasi yang ada di dalam pipeline. Namun demikian, lanjutnya, BKPM tetap menjaga kualitas investasi yang masuk tetap tinggi.

BKPM sebelumnya telah menerbitkan izin rencana investasi mencapai Rp871,7 triliun pada periode Januari-15 November 2013. Investor asing menyumbang Rp703,8 triliun, atau 80,73% dari total, sedangkan investor lokal tercatat Rp167,9 triliun, atau 19,27% dari total.

Mahendra menuturkan investor asal Jepang diperkirakan menjadi investor yang paling banyak masuk ke Indonesia. Hal itu, lanjutnya, terlihat dari survei Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang menyebutkan Indonesia menjadi tujuan investasi pertama perusahaan Jepang.

“Setidaknya sampai saat ini, investor masih akan investasi di Indonesia terutama Jepang, kalau AS masih sama. Sementara China kurang lebih masih sama, karena mereka masih ada kenginan untuk melakukan perluasan basis investasi di luar negaranya,” tuturnya.

Kendati demikian, dia mengakui iklim investasi dalam negeri masih memerlukan banyak perbaikan, terutama dari sisi regulasi, infrastruktur hingga hubungan industrial. Menurutnya, kekhawatiran tdak boleh dibiarkan karena bisa berdampak terhadap minat investasi ke depannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper