Bisnis.com, BADUNG - Ketimpangan pertumbuhan ekonomi antardaerah dikhawatirkan akan meningkat dan menekan Indonesia mencapai upaya menjadi high-income country.
Wakil Menkeu Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan ada dua hal utama yang menjadi fokus perhatian pemerintah, yaitu gini ratio dan disparitas ekonomi antardaerah.
Dia menuturkan saat ini DKI Jakarta masih menjadi magnet pertumbuhan ekonomi yang kian menjadikan wilayah lain menjadi satelitnya. Sejumlah kota seperti Depok, Tangerang, Bekasi dan bahkan Karawang kini menjadi kota penopang Jakarta yang sulit berdiri sendiri.
"Jangan sampai disebut ekonomi Jakarta dan bukan lagi ekonomi nasional," katanya di sela-sela seminar Middle Income Trap di Nusa Dua, Bali, (12/12/2013).
Wamenkeu juga mencontohkan Surabaya yang begitu berkembang pesat juga seharusnya dapat mengembangkan wilayah kota sekitarnya seperti Sidoarjo, Gresik dll untuk tumbuh mandiri.
Dia juga melihat tren pertumbuhan ekonomi dengan fakta pembangunan pabrik-pabrik ke arah timur dari Jakarta, harus diimbangi dengan konsep penataan infrastruktur yang memadai.
"Kita biarkan Jakarta tumbuh, tetapi infrastruktur diperbaiki. Daerah (satelit) kedua, ketiga juga harus berkembang. Jangan sampai Bandung jadi kota satelit Great Jakarta," katanya.
Sementara itu Iwan J. Azis, head of ADB of Regional Economic Integration mengatakan pemerintah perlu melihat dampak dari pertumbuhan pesat sektor keuangan dibandingkan sektor riil.
Hal itu, ujarnya akan berujung pada kenaikan gini ratio Indonesia yang dalam beberapa tahun ini tumbuh dari 0,35 pada 2008 menjadi 0,41 pada 2010-2012.
Namun, Wamenkeu Bambang Brodjonegoro menilai kenaikan gini ratio tak perlu dirisaukan karena hal itu merupakan efek dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat.