Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASI: Aturan Pembasan Tak Serta Merta Bikin Impor Semen Turun

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan adanya aturan pembatasan impor semen tidak serta merta membuat impor semen menurun. Paling tidak, rencana impor semen yang baru, bisa ditahan.

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan adanya aturan pembatasan impor semen tidak serta merta membuat impor semen menurun. Paling tidak, rencana impor semen yang baru, bisa ditahan.

Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan impor semen tahun ini diprediksi mencapai 1,6 juta ton. Adapun Peraturan Menteri Perdagangan No.40/2013 tentang Ketentuan Impor Semen Clinker dan Semen memang dinanti oleh produsen semen lantaran bisa membatasi impor semen yang terus meningkat setiap tahunnya.

Menurutnya, impor semen diprioritaskan bagi produsen yang ingin ekspansi. “Saya tidak bisa jamin impor semen bisa menurun bisa turun tahun depan, paling tidak bisa menahan laju peningkatanya karena pembatasan ini. Jadi importir produsen dan non produsen yang memiliki izin tetap boleh impor, syaratnya harus ekspansi,” kata Widodo ketika dihubungi Bisnis, Selasa (10/12).

Dalam beleid disebutkan, untuk impor semen clinker, importir harus memiliki izin importir produsen semen (IP-Semen). Sedangkan untuk impor semen, importir harus memiliki izin importir terdaftar semen (IT-Semen) untuk kemudian mendapatkan persetujuan impor. Untuk bisa mendapatkan izin itu persyaratannya ketat.

Kemudian, dijelaskan juga aturan tersebut dikecualikan bagi barang keperluan pemerintah dan lembaga negara, barang contoh yang tidak diiperdagangkan, barang keperluan kepentingan bencana alam, serta barang ekspor yang ditolak oleh pembeli luar negeri kemudian diimpor kembali dalam jumlah yang ama dengan jumlah pada saat ekspor.

Selain itu, dikecualikan juga bagi barang keperluan penelitian dan pengembangan teknologi dan barang bantuan teknik serta bantuan proyek berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1955 tentang Peraturan Pembebasan dari Bea Masuk dan Bea Keluar Golongan Pejabat dan Ahli bangsa Asing Tertentu.

CEO Bosowa Group Erwin Aksa mengatakan pihaknya melakukan impor semen untuk menutupi kekurangan suplai dari pabrik Bosowa. Sepanjang 2012, Bosowa mengimpor semen sekitar 100.000 ton per tahun. Adapun pada 2014, diperkirakan tidak akan impor karena akan ada pabrik baru Bosowa dengan kapasitas 1,8 juta ton mulai beroperasi.

“Kalau impor, ketika ada aturan baru, harusnya turun angka impor, disamping juga terus melemahnya rupiah. Kalau nilai impor tetap sama dengan adanya aturan ini, mungkin saja karena produsen yang mengimpor melakukan perencanaan impor disesuaikan dengan kekurangan suplai masing-masing produsen,” katanya.

Namun, bila ada pabrik semen baru, seharusnya suplai dalam negeri bisa mencukupi. Menurutnya, permintaan impor sebagian besar berasal dari Pulau Sumatra lantaran permintaan di Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kepulauan Riau dan Riau meningkat tajam.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan, pada prinsipnya, Permendag 40 akan mengatur importasi semen yang masuk ke Indonesia. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada investor, baik dalam maupun luar negeri yang sudah menanamkan investasinya guna bersaing dengan semen-semen impor yang lebih murah.

“Kami sangat mendukung. Biila kemarin itu belum dikeluarkan karena ada masukan beberapa pihak yang meminta perlu dikaji kembali, apakah betul atau tidak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper