Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Oktober Turun 8,9%, Ini Penyebabnya

Di tengah gencarnya upaya peningkatan nilai eskpor pada Oktober 2013, Indonesia juga berhasil menurunkan impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Oktober 2013 impor Indonesia tercatat sebesar US$15,67 miliar, turun 8,9% dibandingkan dengan impor Oktober 2012 (year on year/YoY) sebesar US$17,21 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah gencarnya upaya peningkatan nilai eskpor pada Oktober 2013, Indonesia juga berhasil menurunkan impor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Oktober 2013 impor Indonesia tercatat sebesar US$15,67 miliar, turun 8,9% dibandingkan dengan impor Oktober 2012 (year on year/YoY) sebesar US$17,21 miliar.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan impor periode Oktober 2013 sebesar US$15,67 miliar tersebut terdiri atas impor nonmigas sebesar US$12,2 miliar, dan impor migas sebesar US$3,47 miliar.

“Selama Oktober 2013, ada tiga golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (2/12/2013).

Ketiga golongan barang tersebut adalah mesin dan peralatan listrik yang turun 7,94% atau US$123,5 juta, disusul golongan besi dan baja turun 4,3% atau US$31,4 juta, dan golongan plastik dan barang dari plastik turun sebesar 0,07% atau US$0,5 juta.

Sedangkan secara akumulasi Januari-Oktober 2013, nilai impor empat jenis barang yang menurun yaitu kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 19,01%, atau US$1,59 juta, golongan mesin dan peralatan listrik menurun 5,77% atau US$377,3 juta, besi dan baja impornya turun 4,4%.

Impor migas juga mengalami penurunan yang tercermin antara lain dari berkurangnya impor BBM premium. "Penurunan migas seperti BBM premium dan penurunan impor nonmigas seperti barang-barang konsumsi mencerminkan bahwa di dalam negeri mulai terjadi pergeseran," ujarnya.

Adapun penurunan impor barang modal, lebih didorong karena di dalam negeri barang-barang modal sudah dapat diproduksi sebagai dampak terjadinya peningkatan di sektor investasi.

Meski demikian, terjadi peningkatan impor dua golongan barang yaitu serelia yang naik US$187,5 juta atau 85,54%, dan impor barang sisa industri makanan yang naik US$170,4 juta atau 67,65%, impor bahan kimia naik US$74,4 juta atau 13,74%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper