Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengirimkan tim perunding ke Tokyo, Jepang untuk menyelesaikan proses pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan tim perunding Indonesia sudah melakukan rapat final terkait segala proses pengakhiran kerja sama PT Inalum.
Menurutnya, pihaknya bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kemenko Perekonomian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan telah sepakat mengenai nilai kompensasi untuk mengambil alih PT Inalum, yakni US$556,7 juta.
“Sekarang, tim saya yang dipimpin oleh Agus [Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin] sudah ada di Tokyo untuk menyelaraskan semuanya,” kata Hidayat usai memberikan penghargaan Industri Hijau 2013 di kantor Kemenperin, Selasa (26/11/2013).
Hidayat mengatakan untuk menyelaraskan semuanya, pertemuan tatap muka sangat dibutuhkan guna kelancaran dalam menyusun dokumen pengakhiran kerja sama (termination agreement).
“Formulasi kata-katanya harus disusun dengan baik, kami beranggapan kalau dialog lewat email atau teleconference kurang efektif. Makanya kami mengirimkan lima orang ke sana, setelah itu menunggu kabar utnuk menetapkan termination agreement-nya. Ini kalau semuanya berjalan lancar.”
Diharapkan, termination agreement bisa rampung dan ditandatangani bersama sebelum 12 Desember 2013. “Kalau bisa prosesnya di Indonesia dan sebelum tanggal 12 Desember, soalnya presiden akan ke Jepang pada tanggal itu, menghadiri pertemuan Asia Jepang,” tambahnya.