Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harita Group Bangun Smelter Nikel US$320 Juta di Halmahera Selatan

Harita Group berencana membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) bijih nikel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, dengan investasi US$320 juta.

Bisnis.com, JAKARTA -- Harita Group melalui anak usahanya PT Megah Surya Pertiwi berencana membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) bijih nikel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, dengan investasi senilai US$320 juta.

Ground breaking atau peletakan batu pertama smelter dilakukan pada Desember 2013. General Manager project Smelter Nickel Harita An Sudarno mengatakan dari pabrik tersebut akan menghasilkan olahan berupa ferronikel. 

"Dalam pembangunan smelter ini, kami menggunakan teknologi electric furnance dan menargetkan smelter pada operasi pertama akan memproduksi ferronikel sebanyak 100.000 ton per tahun," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (17/11/2013).

Mengenai suplai bahan baku bijih nikel, perusahaan tersebut memasok dari perusahaan tambang nikel yang juga berada di bawah Harita Group  yaitu PT Trimegah Bangun Persada dan PT Gane Permai Santosa.

Kedua perusahaan yang berada di Pulau Obi ini masing-masing memiliki izin usaha pertambangan (IUP) dan telah beroperasi.  

"Cadangan dan sumber daya nikel dari kedua perusahaan tersebut cukup untuk memasok smelter nikel," ujar Ahli Geologis Harita Group Robby Rafianto.  

Perusahaan ini menggunakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk mendapatkan listrik. PLTU tersebut akan dibangun mandiri oleh perusahaan melalui dua tahap. 

Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan terdapat 144 juta ton cadangan nikel terbukti yang tersebar di Maluku dan Sulawesi.

Pemerintah mencatat hingga Juni 2013 lalu, PT Gane Permai Santosa membukukan produksi bijih nikel sebanyak 763.200 ton, sedangkan PT Trimegah Bangun Persada di periode yang sama membukukan produksi bijih nikel mereka sebanyak 796.730 ton. 

Kedua perusahaan tersebut tercatat sebagai perusahaan IUP eksportir. Kementerian ESDM menyebutkan, dari IUP eksportir, produksi nikel yang diekspor hingga September tahun ini sebanyak 40,39 juta ton.

Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara ESDM memperkirakan ekspor tersebut akan melonjak menjadi 52,23 juta ton hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inda Marlina
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper