Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Pakai Minyak Jelantah untuk Campuran BBN

Mandatori penggunaan bahan bakar nabati (BBN) sejak 1 September lalu di sektor pertambangan belum terealisasi hingga saat ini.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Mandatori penggunaan bahan bakar nabati (BBN) sejak 1 September lalu di sektor pertambangan belum terealisasi hingga saat ini.

Kepala Bagian Rencana dan Laporan Sekretariat Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sujatmiko mengatakan kendala utama belum adanya realisasi adalah produsen bahan bakar belum menyediakan bahan bakar yang telah berbaur BBN 5%.

Hingga November, hanya ada dua perusahaan pemilik kontrak karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusaha Batu Bara (PKP2B) yang masih menggunakan bauran BBN dalam tahap uji coba yaitu PT Freeport Indonesia dan PT Katim Prima Coal Tbk.

"Kami [pemerintah] telah mengirimkan surat kepada seluruh KK dan PKP2B, yang diperlukan saat ini adalah distribusi bahan bakar itu," katanya, Rabu (13/11/2013).

Perusahaan KK dan PKP2B pada dasarnya menanggapi positif mandatori tersebut, tetapi ada beberapa pertimbangan.

Beberapa perusahaan tambang yang meletakkan mesin tambang di dataran tinggi seperti Freeport, memilih untuk melakukan uji coba dahulu sebelum menerapkan langsung. Hal ini karena kandungan dalam BBN bisa membeku pada titik tertentu.

Untuk implementasi bauran BBN, selama 2013 ini Freeport mencoba menggunakan minyak jelantah sisa untuk menggoreng yang dibaurkan ke bensin. Campuran tersebut digunakan untuk bahan bakar mobil perusahaan.

Freeport menghasilkan kurang lebih 60.000 liter/bulan minyak jelantah. Dari pengumpulan sisa minyak goreng ini senilai 5% kebutuhan kendaraan.

Vice President Environment Freeport Andi Mukhsia mengatakan kendala dari penyediaan bahan bakar ini adalah fasilitas campuran. "Kami lebih baik menerima BBN yang telah berbaur," katanya.

Untuk membaurkan minyak jelantah dan bahan bakar minyak Freeport mengadakan kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor dala menggunakan reaktor.

Andi mengatakan, pihaknya belum menggunakannya di bauran nabati ke mesin dan alat berat. Namun, perusahaan tersebut tetap menggunakan di wilayah Tembaga Pura di ketinggian 2.000 mdpl.

Hingga akhir tahun ini, Freeport akan mengimpor bahan bakar yang mengandung nabati dari AKR sebanyak 160.000 liter.

Penggunaan bahan tersebut untuk mesin dan alat berat milik Freeport. Saat ini, ujar Andi, bahan tersebut telah tiba di Papua.

Selain Freeport, KPC telah mencoba untuk menggunakan bauran BBN mulai April 2013. Namun, jumlah yang digunakan tidak sesuai dengan Permen ESDM no. 25/2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inda Marlina
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper