Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi EKonomi Industri Kreatif 0,8%

Nilai tambah industri kreatif hanya berkontribusi 0,8% dari keseluruhan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya (EKSB).

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus menggenjot pertumbuhan industri kreatif di bidang seni pertunjukan mengingat masih minimnya nilai tambah di sektor tersebut yang hanya berkontribusi sebesar 0,8% dari total keseluruhan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya (EKSB).

Berdasarkan data dari Kemenparekraf, hingga akhir tahun lalu nilai tambah seni pertunjukan sekitar Rp2,1 triliun, sedangkan nilai yang dikontribusikan dari EKSB secara total mencapai Rp263,5 triliun. Ditargetkan pada tahun ini, nilai yang dihasilkan dari seni pertunjukan bisa meningkat 7% menjadi Rp2,25 triliun.

Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya Kemenparekraf Ahman Sya mengakui minimnya nilai tambah dari seni pertunjukan disebabkan karena maraknya pembajakan terhadap hasil karya musisi Indonesia, termasuk ketatnya persaingan dengan para musisi dan seniman internasional.

Oleh karena itulah, saat ini, Kemenparekraf bekerjasama dengan Ditjen Hak Kekayaan Intelektual dari Kemenkumham, asosiasai musik, dan Kemendag terus gencar mengkampanyekan anti pembajakan.

“Memang masih minim karena banyak pendataan yang belum terditeksi, termasuk pembajakan yang begitu marak. Tahun ini kita berharap nilai tambah dari seni pertunjukan bisa meningkat sekitar 6,7% hingga 7%,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (29/10/2013).

Selain dari musik dalam negeri, Kemenparekraf juga mendorong para musisi dan seniman Indonesia untuk berkiprah di mancanegara dengan memperkenalkan seni pertunjukan Indonesia melalui berbagai pagelaran. Salah satunya Indonesia Performing Arts Market (IPAM) yang akan menjembatani antara musisi terbaik dalam negeri dengan para user di luar negeri.

Berbeda dengan IPAM pada tahun sebelumnya, untuk tahun ini, seni pertunjukan yang ditampilkan lebih menonjolkan seni kontemporer dengan mengangkat karakter budaya.

Para seniman tersebut akan menunjukan penampilan terbaiknya secara langsung dihadapan pengelola festival dan gedung pertunjukan internasional papan atas yang nantinya dapat menjadi buyer  atau user bagi para seniman tanah air.

“Kita harus mengembangkan seni kontemporer tanpa lepas dari budaya sehingga memiliki posisi tawar di pasar internasional. Seni tradisional kita juga diminati oleh masyarakat luar negeri.”

Diakui olehnya saat ini seni pertunjukan Indonesia masih belum terlihat gaungnya di pasar internasional seperti dari negara-negara lain seperti Jepang, Korea, dan China. “Potensi musisi Indonesia sangat besar karena itu perlu untuk dipromosikan ke pasar internasional, dari segi manajemen juga harus ditata agar lebih berkembang.”

Sementara itu, Menparekraf Mari Elka Pagestu berharap melalui IPAM 2013 ini, seni pertunjukan Indonesia bisa mendapatkan posisi dalam kesenian kontemporer mainstream dunia.

"Selama ini, seni pertunjukan Indonesia seolah hanya menjadi pelengkap pariwisata, padahal dengan kreativitas yang dimiliki para seniman, Indonesia juga bisa menjadi salah satu sumber karya kontemporer mainstream dunia," ucapnya.

Pasar Seni Pertunjukan yang sudah kali keenam ini, rencananya akan digelar pada 13 November hingga 16 November 2013 bertempat di tiga lokasi utama. Antara lain Komunitas Salihara, sebuah kantung kesenian kontemporer di Jakarta Selatan; Taman Ismail Marzuki, pusat kesenian kota Jakarta, dan RedWhite Lounge, sebuah klub Jazz di bilangan Kemang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper