Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan PLN Terhadap Batu Bara Tak Sesuai Target

Penyerapan batu bara dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) hingga September 2013 tidak sesuai target karena masih kurang 11,3% dari 50,3 juta ton
Ilustrasi/jibiphoto
Ilustrasi/jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA - Penyerapan batu bara dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) hingga September 2013 tidak sesuai target karena masih kurang 11,3% dari 50,3 juta ton.

Kepala Divisi Batu Bara PLN Helmi Najamuddin mengatakan hingga bulan lalu, konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebanyak 45,2 juta ton. Jumlah tersebut berasal dari penggunaan PLTU PLN dan milik independent power producer (IPP).

"Meski kurang, tapi tidak jauh dari target PLN. Selain itu, sebenarnya dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu penyerapan meningkat 10%," katanya, Senin (28/10/2013).

Helmi mengatakan penyebab konsumsi batu bara tidak sesuai dengan target karena keterlambatan proyek program percepatan (fast track program/FTP I). Di samping itu, penggunaan pembangkit listrik tenaga air yang lebih murah semakin banyak digunakan.

Peningkatan konsumsi 10% dibanding tahun lalu dikarenakan beberapa PLTU telah mulai beroperasi. Pembangkit tersebut antara lain PLTU Pelabuhan Ratu dan PLTU Pacitan. Dua PLTU yang lain yaitu PLTU Nagan Raya dan PLTU Teluk Sirih tengah dalam masa coal banding atau masa penimbunan batu bara yang akan digunakan untuk bahan bakar. Penimbunan tersebut, ujar Helmi, juga dihitung sebagai konsumsi.

Perseroan membeli batu bara senilai Rp680 per ton. Sebelumnya mereka harus membayar 2,9% lebih tinggi atau Rp700 per ton. Pengaruh penurunan harga batu bara, kata Helmi, menguntungkan PLN karena menghemat anggaran belanja modal badan usaha milik negara itu.

PLN akan melakukan tender pembelian batu bara di PLTU Tenayan di Riau dan PLTU Kalimantan Timur. Kedua pembangkit berdaya 2x100 MW. Masing-masing PLTU tersebut dapat menyerap 800.000 ton per tahun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inda Marlina
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper