Bisnis.com, PACITAN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan penebaran perdana benih udang di tambak percontohan Budi Daya Udang Skala Mini Empang Plastik (Busmetik) di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Presiden dalam kunjungan selama tiga hari di kota kelahirannya itu.
Pada acara tersebut Presiden SBY didamping Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah pejabat a.l. Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh, Menpora Roy Suryo, dan Gubernur Jatim Soekarwo.
Dalam kesempatan tersebut SBY berharap agar budi daya udang ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pacitan. "Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan perbaikan dan rezeki bagi kita semua," ujar Presiden pada acara penebaran bibit udang Busmetik hari ini, Rabu (16/10/2013).
Busmetik merupakan kerja sama dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan, Yayasan Damandiri, dan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.
Busmetik yang berlokasi di Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan ini dikerjakan oleh kelompok Posdaya Mulyosari dengan anggota 12 orang. Jenis udang yang dibudidayakan adalah Vaname.
Luas lahan yang dipakai 2.400 m2, dengan luas per kolam 600 m2 sebanyak empat kolam. Padat tebar 200 ekor per m2 dan survival rate/kelangsungan hidup 90 persen. Periode penebaran 3 siklus pertahun.
Sekolah Tinggi Pertanian (STP) Jakarta bertindak sebagai pendamping teknis. TB Haeru Rahayu, Penanggung jawab STP Kampus Serang mengatakan pihaknya membantu Pemkab Pacitan menciptakan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Mengapa dipilih udang, karena komoditas ini harga jualnya bagus," ujarnya.
Busmetik merupakan inovasi teknologi budidaya udang melalui suatu kajian ilmiah yang terukur. Latar belakang pengembangan Busmetik adalah udang merupakan komoditas unggulan Kementrian Kelautan dan Perikanan, dan rasio pembudidaya udang dengan kelompok pemodal menengah ke bawah masih tinggi, yaitu lebih dari 60%. Sementara itu, masih banyaknya ditemukan kegagalan pembudidaya udang yang menggunakan petak konvensional dengan luasan petakan lebih dari 3.000 m dan saat ini kualitas lingkungan budidaya semakin berkurang.
Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang efektif dan efisien untuk mengoptimalkan margin usaha melalui Busmetik.