Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kewajiban Penggunaan 10% Biodisel Pacu Investasi Pabrik

Produsen biodiesel berharap kebijakan pemerintah yang mewajibkan penggunaan 10% bahan bakar nabati (BBN) bagi sektor industri segera terealisasi

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen biodiesel berharap kebijakan pemerintah yang mewajibkan penggunaan 10% bahan bakar nabati (BBN) bagi sektor industri segera terealisasi agar dapat memacu investor untuk membangun pabrik biodisel di Sulawesi dan Papua.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan produksi biodisel saat ini memang mencukupi kebutuhan industri maupun transportasi, hanya saja penggunaannya masih belum maksimal.

"Tantangan kami adalah distribusi ke seluruh Indonesia, karena selama ini biodisel diproduksi di Jawa dan Sumatera. Kami sedang mendorong investor untuk mau membuka fasilitas atau pabrik biodiesel di Sulawesi dan Papua," katanya kepada Bisnis, Rabu (16/10/2013).

Kementerian Perindustrian mencatat industri biodisel selama ini mampu menghasilkan 5,46 juta kiloliter per tahun, tetapi penggunaannya sampai Agustus 2013 hanya 847.000 kiloliter per tahun dengan komposisi campuran 7,5% biodiesel untuk keperluan BBM transportasi.

Untuk mencapai campuran biodiesel 10%, potensi biodiesel dalam negeri seharusnya sudah mencukupi yakni 3,05 juta kiloliter pada 2014.

Paulus menuturkan, kalau penggunaan 10% biodisel tersebut tercapai,  diyakini dapat memacu perluasan atau penambahan perkebunan kelapa sawit.

"Tujuan penggunaan biodiesel kan untuk mengurangi impor bahan bakar minyak dan untuk mengembangkan industri dalam negeri supaya uang kita tetap berputar dalam negeri dan dinimkati sampai ke tingkat petani kelapa sawitnya," jelasnya.

Begitu pula dengan BBN lain dari singkong atau bioethanol. Menurut Paulus, bioethanol juga perlu regulasi yang kuat dan jelas mengingat harganya yang masih sangat rendah dan belum banyak yang mau menggunakan, sehingga para pengusaha bioethanol enggan untuk memproduksinya.

"Andai Pertamina atau Shell tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka akan membeli dan menggunakan bioethanol dengan harga Rp9.000/liter saja, saya yakin akan ada yang membuat. Tanpa ada kepastian itu, tidak akan ada pengusaha yang mau memproduksi," ujarnya.

Diketahui, saat ini harga bioethanol sekitar Rp8.500/liter. Patokan harga tersebut berdasarkan ethanol FOB Thailand. Sementara, harga beli Pertamina sekitar Rp6.500/liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper