Bisnis.com, BANDUNG—Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat berharap sensus pertanian yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi acuan kondisi pertanian di kawasan ini.
Ketua HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengemukakan data sensus penduduk bisa menjawab persoalan manipulasi data pertanian yang kerap hadir menjadi polemik untuk diselesaikan.
"Dengan catatan sensus pertanian tersebut dilakukan secara profesional, tanpa ada dalih apapun yang bisa membuat kepanikan para petani," katanya, Jumat (11/10).
Menurutnya, dugaan manipulasi data pertanian yang selama ini sering dilakukan oleh segelintir orang yang berkepentingan mencerminkan ketidakmampuan pemerintah mengawasi kondisi pertanian.
Semakin maraknya alih fungsi lahan pertanian tanpa ada upaya untuk mengganti lahan yang sudah terpakai tersebut menjadi sinyal harus ada perbaikan lahan pertanian.
Oleh karena itu, BPS sebagai lembaga pemerintah yang telah diberi amanat undang-undang untuk membuat acuan dasar data gambaran kondisi pertanian.
Sementara itu, Kasi Statistik Bidang Pertanian BPS Jabar Eman Sulaeman mengatakan tren rekapitulasi luas baku lahan menurut jenis sawah selama kurun waktu 5 tahun terakhir hingga 2012 turun 0,53% atau 4.958 hektare.
Dia menyebutkan lahan sawah irigasi susut hingga 3.614 ha atau 0,24%, sementara untuk jenis sawah non-irigasi turun 739 ha atau 0,20%.
"Semuanya termasuk lahan tanaman padi, tanaman selain padi dan tanaman yang tidak ditanami apapun atau sementara lahan yang tidak diusahakan," katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan alih fungsi pesawahan di kawasan ini setiap tahun sekitar 30 ha yang mayoritas beralih jadi perumahan dan pabrik.
Menurutnya, data ini diperoleh berdasarkan beberapa informasi dari pengembang perumahan dan industri.
Berdasarkan catatan Distanhutbun Kabupaten Bandung areal pesawahan pada 2012 sebanyak 36.463 ha berkurang menjadi 35.975 ha.
"Untuk antisipasi alih fungsi lahan, kami terus menggenjot perluasan lahan abadi di beberapa wilayah," ujarnya.
Dia mengungkapkan perluasan lahan abadi sangat penting dilakukan untuk menunjang pembangunan pertanian dalam menghadapi tantangan yang sangat kompleks.
"Hal ini diharapkan mampu juga untuk memenuhi target produksi pangan utama Kabupaten Bandung, dalam memberikan kontribusi pencapaian surplus 10 juta ton beras di masa mendatang," katanya.(Wandrik Panca)