Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perubahan Postur Ekonomi China Buka Peluang Investasi di RI

Bisnis.com, JAKARTA - Pergeseran ekonomi China dari berorientasi ekspor menuju ekonomi yang mengandalkan permintaan domestik membuka peluang peningkatan investasi di sektor manufaktur Indonesia.

Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan rebalancing perekonomian China membuat harga komoditas andalan Indonesia seperti CPO dan mineral melemah.

Penurunan harga itu menurunkan minat investor asing dan domestik untuk menanamkan modal di sektor pertambangan, yang selama ini menjadi andalan Indonesia.

Dia menjelaskan Indonesia harus bisa mendorong para investor untuk mengalihkan minat ke sektor manufaktur yang selama ini kalah menguntungkan dari sektor pertambangan dan perkebunan.

Harga komoditas yang lebih rendah juga merupakan faktor pendukung bagi ambisi pemerintah mendorong penghiliran industri pertambangan dan perkebunan.

"Ini [harga komoditas rendah] adalah realita baru, namun adalah kesempatan bagi Indonesia untuk diversifikasi lebih banyak ke sektor manufaktur," katanya Senin (7/10/2013).

Menurutnya, Indonesia bisa menarik investasi lebih banyak dengan membuka kesempatan lebih luas bagi investor asing yang ingin menanamkan modal di Tanah Air.

Rencana pemerintah merevisi daftar negatif investasi adalah salah satu kunci untuk meningkatkan perhatian global atas potensi perekonomian Indonesia.

Diop menyarankan revisi DNI diarahkan untuk mendorong arus modal ke sektor industri yang membutuhkan tenaga kerja berkeahlian tinggi dan sektor industri hilir komoditas ekspor utama Indonesia.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi negara berkembang di Asia Timur akan tumbuh 7,1% pada 2013 dan 7,2% pada 2014.

Ekonomi Asia Timur tumbuh semakin lambat jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2011 dan 2012 yang masing-masing sebesar 8,3% dan 7,5%.

Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Pasifik Timur Bert Hofman mengatakan sebagian besar perlambatan ini disebabkan oleh upaya China menekan pertumbuhan kredit dan investasi.

Pertumbuhan ekonomi China semakin merosot dari 9.3% pada 2011, ke 7,8% pada 2012 dan diperkirakan menjadi 7,5% pada 2013.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper