Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Loyo Bisa Picu Naiknya Harga Alat Kesehatan

Bisnis.com, JAKARTA-- Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, berdampak terhadap industri alat kesehatan. Sebab, hampir 80% produk alkes yang dijual di dalam negeri adalah barang impor.

Bisnis.com, JAKARTA-- Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, berdampak terhadap industri alat kesehatan. Sebab, hampir 80% produk alkes yang dijual di dalam negeri adalah barang impor.

Bila situasi seperti ini terus terjadi, kemungkinan perusahaan akan menaikkan harga alkes. 

"Menaikkan harga produk, merupakan pilihan terakhir. Sebab, akan berdampak langsung pada masyarakat. Sebaiknya dihindari mengingat harga obat di Indonesia termasuk paling mahal di Asean," kata Obed Fukliang, Direktur Sales dan Marketing Soho Global Medika,  usai peresmian showroom USG SOHO Grup itu, di Jakarta, Senin (30/9/2013).  

Menurut dia, sekitar 200 perusahaan dalam asosiasi Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan (Gakeslab), sebagian besar mengeluh atas melemahnya nilai rupiah. Ini belum termasuk 100 perusahaan yang masih skala kecil. 

Obed menuturkan Soho Global sebagai pemain industri alat kesehatan, sudah melakukan berbagai upaya menyiasati dampak terburuk pelemahan rupiah.

"Kami menurunkan margin keuntungan," ungkapnya. 

Upaya lainnya dengan buffering stock, negosiasi dengan prinsipal, evaluasi harga, dan rencana pengembangan usaha. 

Dia menjelaskan pada 1 November nanti, jika situasi rupiah belum menunjukkan perubahan, maka pihaknya akan menaikkan harga produk alat kesehatan 10%.

"Namun, untuk alkes dengan teknologi advanced tidak naik," ujarnya.

Dia memaparkan pihaknya tetap optimistis mampu bertahan, dan menjadi pemimpin pasar untuk segmen alat kesehatan perawatan luka.

"Saat ini untuk pemain lokal kami masih market leader," kata Obed yang menargetkan penjualan naik 70% pada tahun ini, menjadi Rp50 miliar.

Obed mengatakan alat kesehatan sangat dibutuhkan rumah sakit dan klinik. Dikhawatirkan nanti akan berdampak pada penundaan pemenuhan alat kesehatan terbaik di institusi tersebut. Untuk itu pemerintah berupaya memperbaiki situasi dari lemahnya nilai rupiah ini. 

"Padahal Kementerian Kesehatan menargetkan membangun 1.000 unit rumah sakit dalam 10 tahun ke depan. Berarti ada 100 rumah sakit yang dibangun setiap tahunnya. Ini berarti dibutuhkan alat kesehatan yang cukup banyak, baik yang bentuk kecil hingga besar. Itu perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada masyarakat," ungkapnya.  (ltc)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper