Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusri Gandeng Bukit Asam Bangun Proyek Gasifikasi Batu Bara

Bisnis.com, JAKARTA  - Produsen pupuk urea pelat merah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menggandeng BUMN lainnya PT Bukit Asam (Persero) Tbk. membangun proyek gasifikasi batu bara atau coal bed metan (CBN) untuk mengurangi pemakaian gas di luar bahan

Bisnis.com, JAKARTA  - Produsen pupuk urea pelat merah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menggandeng BUMN lainnya PT Bukit Asam (Persero) Tbk. membangun proyek gasifikasi batu bara atau coal bed metan (CBN) untuk mengurangi pemakaian gas di luar bahan baku pupuk.

Direktur Utama Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Musthofa mengatakan pihak Bukit Asam telah menyatakan kesiapannya untuk mendedikasikan lahannya dalam proyek patungan tersebut.

Setidaknya produsen batu bara pelat merah itu telah menyiapkan dua area tambangnya, seperti Kerinci dan Peranap.

“HoA [head of agreement] telah ditandatangani 2 pekan lalu. Pusri dan Bukit Asam akan melakukan studi kelayakan yang memakan waktu setahun,” ujarnya, Jumat (27/9).

Menurutnya, lokasi khusus tersebut sangat penting agar studi kelayakan (feasibility study/FS) bisa dilakukan, apalagi proyek tersebut membutuhkan konsistensi pasokan batu bara minimal 20 tahun.

Bila proses FS rampung, pembangunan proyek gasifikasi itu membutuhkan waktu 3 tahun. “Kami teliti secara matang, terutama pasokan batu bara minimal 20 tahun agar bankable. Jika tidak, maka kami tidak bisa cari dana untuk proyek tersebut,” ujarnya.

Dari proyek tersebut, dia memprediksi efisiensi gas yang bisa dilakukan minimum 25% dari total kebutuhan perusahaan. Bila itu terealisasi, maka dapat dipastikan beban subsidi pemerintah akan berkurang.

Saat ini, kapasitas produksi pupuk urea Pusri mencapai sekitar 2,1 juta ton dengan kebutuhan gas mencapai 225 MMscfd.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono mengatakan wilayah pertambangan di Tanjung Enim memiliki cadangan CBM sebesar 0,8 triliun cubik fet (Tcf).

Dengan kegiatan pemboran yang berlangsung, diharapkan tahun depan sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 40 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara 200 mega watt (MW) bahan bakar untuk pembangkit.

“Saat ini, ada tiga sumur yang sedang tahap pemboran dan memasuki tahap penyelesaian sumur produksi percontohan ke-4,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper